SCREENING - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

SCREENING

Description:

SCREENING Salah satu upaya pemberantasan penyakit (terutama penyakit menahun ) Penemuan kasus (case finding) (diagnosis sedini mungkin) : 1. – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:204
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 27
Provided by: com1188
Category:
Tags: screening | smear

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: SCREENING


1
SCREENING
2
  • Salah satu upaya pemberantasan penyakit
  • (terutama penyakit menahun )
  • Penemuan kasus (case finding) (diagnosis sedini
    mungkin)
  • 1. Saat muncul gx klinis (simptomatik)
  • 2. Sebelum muncul gx klinis (asimptomatik)
  • Sehingga prognosis penyakit akan lebih
    baik, mempercepat kesembuhan, memperlambat proses
    penyakit, mengurangi kecacatan dan kematian

3
Tujuan screening
  • Utk mengurangi morbiditas mortalitas dr peny.
    Dg pengobatan dini thd kasus-kasus yg ditemukan
  • lebih diutamakan peny. non
  • infeksi, mis kanker, DM

4
  • individu mencari pengobatan pada saat
    mempunyai keluhan (std simptomatik)
    sebagian kecil kasus yang dapat terdetek-
  • si penyakit menahun kematian
    tinggi
  • Misal Ca Cervik, datang dengan perdarahan.

5
  • PROYEKSI KE DEPAN
  • SELF REFERRAL CARE for
  • CHRONIC DISEASE
  • DX
  • SURVEILLANCE RECOVERY
  • Program surveilens sudah baik (std asimptomatik)
    deteksi penyakit angka kesembuhan
    .
  • Misal Ca Cervik (pemeriksaan sitologis Pap
    smear)

6
Pemeriksaan pd orang-orang yg asimptomatik untuk
diklasifikasikan dlm kategori yg diperkirakan
mengidap atau tidak mengidap penyakit (as likely
or unlikely to have the disease)
Uji skrining dapat memisahkan Orang yang
nampaknya sehat tapi kemungkinan
mempunyai penyakit ( tes ) dan Orang yang
kemungkinan tidak mempunyai penyakit ( tes - )
7
  • CONTOH
  • - Pemeriks. Rontgen,
  • Sitologi,
  • Tekanan darah

8
  • - Usaha identifikasi pada seseorang terhadap
    kemungkinan
  • adanya penyakit / faktor resiko dengan
    menggunakan
  • pemeriksaan, test atau prosedur tertentu
    yang dilakukan
  • dengan segera
  • Misal Anamnesa pemeriksaan fisik, tes
    laboratorik
  • dan prosedur sigmoidoskopi.
  • - Tes Skrining bukan diagnostik tapi
    mendeteksi penyakit
  • sedini mungkin
  • Orang dengan test skrining dirujuk
    pemeriksaan
  • Dx (diagnostic test),
  • hasil Dx Tx
  • Dx -

9
Tingkatan prevensi penyakit
10
Pengertian lain
11
(No Transcript)
12
  • SCREENING IN THE DETECTION OF DISEASE
  • APPARENTLY WELL POPULATION
  • (well persons plus those with undiagnosed
    disease)
  • Population To be tested
  • ??
  • ?????
  • ? ?
  • ???? ??
  • ? Screening Test
  • Negative ? Positive
  • (Person presumed (Person presumed to have
  • to be free of disease ??? the
    disease or be at
  • under study) ? increased risk in
    future)
  • ???
  • ? Diagnostic Procedures
  • ? Negative on test Disease or
    Risk Disease Risk
  • Positive on test factor Present
    factor Absent

13
  • TUJUAN SKRINING
  • 1. Untuk Penelitian Epidemiology/
    surveilens menghitung
  • Insidens, Prevalensi distribusi trend
  • 2. Protection of the publics health
  • misal X-Ray massal deteksi tb
  • aktif pengobatan
  • 3. Prescriptive Screening
  • sebagai landasan petunjuk / anjuran
  • terhadap individu
  • misal tes tuberkulin dianjurkan
  • profilaksis INH

14
JENIS SKRINING
  • Mass Screening misal X-Ray massal
  • Selective Screening kelompok
    penduduk, msl
  • wanita
    40 th Ca cervik
  • Single Disease Screening 1 jenis penyakit,
    misal tb
  • Multiphase Screening
  • untuk mengetahui kemungkinan beberapa
    penyakit (kombinasi beberapa pemeriksaan/multiplet
    est/ procedure.
  • Misal tes kesehatan seleksi mahasiswa,
    pegawai
  • Periodic Health Examination pemeriksaan
    kesehatan berkala untuk staf
    eksekutif

15
  • SYARAT SKRINING
  • 1. Masalah kesehatan masyarakat yang
  • sangat penting (morbiditas mortalitas
    )
  • 2. Prevalensi penyakit cukup tinggi, kalau
  • prevalensi rendah nilai pred , rendah
  • 3. Harus ada cara skrining yang cocok
  • (sederhana, murah aman)
  • 4. Harus ada fasilitas Dx dan pengobatan yang
  • efektif untuk kasus yang positif
  • 5. Faham riwayat alamiah penyakit

16
  • METODE EPIDEMIOLOGI UNTUK MENILAI SKRINING
  • Tes skrining yang baik
  • valid, akurat, presis, reprodusibel, sensitif
    spesifik
  • Validitas tes skrining
  • Kemampuan tes untuk memberikan indikasi
    pendahuluan
  • mengenai siapa yang menderita penyakit (yg
    sedang dicari)
  • dan yang tidak
  • Komponen Validitas
  • sensitivitas kemampuan menemukan yg
    menderita penyakit
  • spesificitas kemampuan menemukan yang tidak
    menderita
  • penyakit
  • Screening test valid sangat sensitif dan
    sangat spesifik

17
  • Dx
  • penyakit penyakit
  • a (TP) b (FP)
  • hasil tes - c (FN) d (TN)
  • a c b d
  • Sensitivitas a TP Spesifisitas d
    TN
  • ac TPFN bd TNFP
  • FN c FP b
  • ac bd
  • Contoh pop 1000 orang 100 menderita
    penyakit
  • 900 tidak menderita penyakit
  • skrining dilakukan pada 100 orang yang
    mempunyai
  • penyakit hasil

18
  • keadaan sebenarnya
  • sakit tidak sakit
  • Hasil 80 100 180
  • pemeriksaan - 20 800 820
  • 100 900 1000
  • Sensitivitas 80 80
  • 100
  • Spesifisitas 800 89
  • 900
  • Makin tinggi sensitivitas tes, akan makin
    sedikit FN
  • Makin tinggi spesifisitas tes, akan makin
    sedikit FP

19
  • Hubungan Prevalensi Penyakit dengan FP
  • Prev. DM Hsl tes Sakit Tdk Sakit
    Total FP
  • 99 495 594 495 85
  • 1 - 1 9405 9406 594
  • Total 100 9900 10000
  • 198 490 970 490 71
  • 2 - 2 9310 9312
    688
  • Total 200 9800 10000
  • 495 475 970 475 49
  • 5 - 5 9025 9030
    970
  • Total 500 9500 10000
  • Bila dilakukan skrining
  • Prevalensi penyakit False Positive rate

20
  • Hubungan Sensitivitas dengan spesifisitas
  • Sensitivitas Spesifisitas
    dan sebaliknya
  • Pem. klinis memilah sakit (abnormal) dan tidak
    sakit (normal)
  • Bagaimana individu di daerah perbatasan (grey
    zone,
  • borderline) ? Tergantung cut-off point yg
    digunakan.
  • Kalau - kriteria positif longgar subyek
    borderline di klasifi-
  • kasikan sebagai SAKIT ( Sensitivitas )
  • - Kriteria positif ketat subyek
    borderline di klasifi-
  • kasikan sebagai TIDAK SAKIT ( Spesifisitas
    )
  • tidak diklasifikasikan sebagai SAKIT (
    Sensitivitas )

21
  • Sensitivity and specifity of a two hour
  • post-pandrial blood test for glucose for 70 true
  • diabetics and 510 true non-diabetics at different
    levels
  • of blood glucose
  • Blood Glucose Sensitivity Specifity
  • level (percent Diabetics
    (Percent Non-diabetics
  • (mg/100ml) so identified)
    so identified)
  • 80 100.0 1.2
  • 90 98.6 7.3
  • 100 97.1 25.3
  • 110 92.9 48.4
  • 120 88.6 68.2
  • 130 81.4 82.4
  • 140 74.3 91.2
  • 150 64.3 96.1
  • 160 55.7 98.6
  • 170 52.9 99.6
  • 180 50.0 99.8
  • 190 44.3 99.8

22
  • Jika batas normal BSN 2jpp 100
    Sensitivitas 97,1 dan
  • Spesifisitas 25,3, bila batas normal di
    kan
  • Sensitivitas , Spesifisitas .
  • Jadi Program Skrining hendaknya sangat
    sensitif, kemudian
  • dilanjutkan pemeriksaan yang lebih spesifik
    untuk menyingkir-
  • kan kasus False positive dari pemeriksaan I.
  • Skrining Bertingkat Dua
  • Contoh Prevalensi DM 5, Populasi 10.000
  • I. Skrining dengan pemeriksaan urine ( Sens70,
    Spes80 )
  • DM
  • -
  • Hasil 350 1900 2250
  • skrining - 150 7600 7750
  • 500 9500 10000

23
  • II. Dilanjutkan dengan skrining pada orang yang
    pada skrining I
  • menggunakan tes gula darah ( lebih spesifik
    sens 90
  • spes 90 ) Hasil
  • DM
  • -
  • Hasil 315 190
    505
  • skrining - 35 1710
    1745
  • 350 1900 2250
  • Net Sensitivitas kedua pemeriksaan ( gabungan )
  • 315 63 ( )
  • 500
  • Net Spesifisitas kedua pemeriksaan ( gabungan )
  • 7600 1710 98 ( )
  • 9500

24
  • Reliabilitas tes skrining
  • Hasil konsisten jika dilakukan lebih 1 kali
    pada individu yang sama
  • pada situasi yang beda waktu berbeda (pengamat
    sama),
  • pengamat berbeda atau tes serupa.
  • Dipengaruhi
  • 1. Variasi pada Metode Pemeriksaan
  • tergantung stabilitas instrumen alat
    harus dibakukan
  • 2. Variasi didalam subyek / individu (biologis)
  • misal hasil pengukuran suhu tubuh pagi
    berbeda dengan
  • siang dan malam hari
  • 3. Variasi intraobserver
  • misal pembacaan hasil rontgen pada waktu
    yang berbeda,
  • hasil berbeda karena jenuh, lelah
    lingkungan
  • 4. Variasi interobserver
  • misal 2 radiologis mempunyai interpretasi
    yang berbeda
  • thd sebuah hasil rontgen gunakan orang
    terlatih
  • motivasi tinggi

25
  • Reliabilitas dan Validitas
  • Perbedaan matriks sasaran tembak ( bulls eye
    )
  • Reliabilitas (Precision / ketepatan)
  • ? Validitas
  • (Accuracy/
  • ketelitian
  • ?

26
  • Reliabilitas ketepatan Presisi
    konsistensi
  • apakah tes / alat ukur mengukur sesuatu
    dengan cara yang
  • konsisten tidak mempersoalkan apakah
    pengukurannya
  • benar / tidak sehingga
  • - Valid belum tentu reliabel
  • - Reliabel belum tentu valid
  • Validitas
  • mempersoalkan betul-tidaknya pengukuran
  • ( Correctness of the measurement )
  • 4 kemungkinan hasil pengukuran
  • 1. Tepat teliti (valid reliabel) good
    precision good accuracy
  • 2. Teliti tp tdk tepat (valid tdk reliabel)
    good accuracy poor precision
  • 3. Tdk teliti tp tepat (tdk valid tp
    reliabel) poor accuracy good
    precision
  • 4. Tdk teliti tdk tepat (tdk valid tdk
    reliabel) poor accuracy poor precision
  • Tidak teliti tidak valid Bias
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com