DIAGNOSTIC AND STATISTICAL MANUAL OF MENTAL DISORDERS (DSM) - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

DIAGNOSTIC AND STATISTICAL MANUAL OF MENTAL DISORDERS (DSM)

Description:

DIAGNOSTIC AND STATISTICAL MANUAL OF MENTAL DISORDERS (DSM) DSM dan Model Perilaku Abnormal DSM pertama kali dikenalkan pada tahun 1952 oleh APA (American Psychiatric ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:292
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 17
Provided by: Maf58
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: DIAGNOSTIC AND STATISTICAL MANUAL OF MENTAL DISORDERS (DSM)


1
DIAGNOSTIC AND STATISTICAL MANUAL OF MENTAL
DISORDERS (DSM)
2
DSM dan Model Perilaku Abnormal
  • DSM pertama kali dikenalkan pada tahun 1952 oleh
    APA (American Psychiatric Association)
  • DSM terakhir DSM-IV TR (Text Revision), 2000
  • Pola perilaku abnormal digolongkan sebagai
    Gangguan Mental
  • Gangguan Mental mencakup distres emosional dan
    hendaya/impairment yang sign pada fungsi psis di
    tempat kerja, keluarga atau masyarakat.

3
  • DSM tidak menganut suatu teori abnormal tertentu.
  • Akibatnya tidak bisa digunakan sebagai rujukan
    teoritik untuk menjelaskan penyebab suatu
    gangguan.
  • Juga bisa digunakan oleh praktisi dari berbagai
    pendekatan.
  • Di DSM I dan II, masih ada istilah neurosis
    (mengacu pada teori psikodinamika), sejak DSM III
    (1980), dihilangkan kmd diganti Gangguan
    Kecemasan dan Gangguan Mood.
  • Gangguan digolongkan berdasarkan ciri-ciri klinis
    dan pola perilaku tertentu, bukan atas mekanisme
    teoritis yang mendasarinya

4
Ciri-ciri DSM
  • Menggunakan kriteria diagnostik yang spesifik
  • Klinisi mendiagnosis dengan cara mencocokkan
    perilaku klien dengan kriteria yang menggambarkan
    pola perilaku abnormal ttt.
  • Kriteria diagnostik dideskripsikan melalui
    ciri-ciri esensial (kriteria yang harus ada
    supaya diagnosis dapat ditegakkan) dan ciri-ciri
    asosiatif (kriteria yang sering diasosiakan
    dengan gangguan tapi tidak esensial dalam
    penegakkan diagnostik)
  • Pola perilaku abnormal yang mempunyai ciri-ciri
    klinis yang sama dikelompokkan menjadi satu
  • Tidak berdasarkan spekulasi teoritis tentang
    penyebabnya
  • Pola perilaku yang ditandai dengan kecemasan
    digolongkan sebagai gangguan kecemasan, dsb

5
  • Sistem multiaksial
  • Bertujuan untuk menyediakan jangkauan informasi
    yang luas tentang individu, tidak hanya satu
    diagnosis saja.
  • Aksis-aksisnya yaitu
  • 1. Aksis I
  • Gangguan Klinis pola perilaku abnormal yang
    menyebabkan hendaya fungsi dan perasaan tertekan
    pada individu. Misal skizofrennia, gangguan
    kecemasan, gangguan mood, dsb
  • Kondisi lainnya yang mungkin merupakan fokus
    perhatian klinis permasalahan lain yang mjd
    fokus penanganan atau diagnostik tapi bukan
    merupakan gangg mental, spt problem akademik,
    pekerjaan/sosial dan faktor psis yang
    mempengaruhi kondisi medis (misal kesembuhan
    pasca operasi karena depresi)

6
  • 2. Aksis II
  • Gangguan Kepribadian melibatkan kekakuan yang
    berlebihan, terus menerus dan maladaptif dalam
    hal berhubungan dengan orang lain dan penyesuaian
    thd permintaan eksternal. Misal skizoid,
    paranoid, skizotipal, antisosial, dsb.
  • Retardasi Mental melibatkan suatu perlambatan
    atau hendaya di dalam perkembangan kemampuan
    intelektual dan adaptif
  • 3. Aksis III
  • Kondisi-kondisi Medis Umum penyakit-penyakit
    akut dan kronis dan kondisi-kondisi medis yang
    penting untuk pemahaman atau penanganan gangguan
    psis atau yang berperan langsung sebagai
    penyebab gangg. psis.

7
  • 4. Aksis IV
  • Problem Psikososial dan Lingkungan permasalahan
    dalam lingkungan sosial atau fisik yang
    mempengaruhi diagnosis, penanganan dan terjadinya
    gangg.psis
  • Kategori Problem
  • Permasalahan dengan kelompok pendukung utama
    kematian atau kehilangan anggota keluarga,
    problem kesehatan anggota keluarga, gangg
    perkawinan dlm bentuk perpisahan, perceraian atau
    kerenggangan, KDRT, sibling rivalry, dsb
  • Problem yang berkaitan dengan lingkungan sosial
    kematian atau kehilangan teman, hidup sendiri,
    masalah akulturasi di lingk baru, diskrimanasi,
    transisi dalam siklus perkembangan misal pensiun

8
Lanjutan Kategori Problem
  • Problem pendidikan buta huruf, kesulitan
    akademik, problem dengan guru atau teman sekolah
    serta dengan lingkungan sekolah
  • Problem pekerjaan beban kerja yang berlebihan,
    problem dengan bos dan rekan kerja, perubahan
    pekerjaan, tidak puas dengan pekerjaan, PHK,
    pengangguran
  • Problem perumahan tunawisma, rumah tidak layak
    huni, lingkungan tidak aman, masalah dengan
    tetangga,penggusuran
  • Problem ekonomi kesulitan keuangan, kemiskinan
    ekstrem, dukungan kesejahteraan yang tidak
    memadai
  • Permasalahan dengan akses terhadap pelayanan
    kesehatan jasa pelayanan kesehatan yang tidak
    memadai, tidak dilayani semestinya di
    RS/puskesmas, kesulitan transportasi ke
    RS/puskesmas, tidak ada asuransi kesehatan

9
Lanjutan Kategori Problem
  • Problem yang berkaitan dengan interaksi sistem
    legal/kejahatan penangkapan atau hukuman
    penjara, menjadi tersangka dalam pengadilan,
    menjadi korban kejahatan, dimasukkan panti
    rehabilitasi.
  • Problem psikososial dan lingkungan lainnya
    bencana alam atau bencana buatan manusia (bom,
    kebakaran, kompor meledak, dsb), peperangan,
    pertikaian dua kelompok, masalah dengan petugas
    pelayanan kesejahteraan, misalnya konselor,
    psig, peksos, dokter, tidak tersedia lembaga
    pelayanan sosial di lingkungannya.

10
  • 5. Aksis V
  • Global Assessment of Functioning (GAF)
  • Mengacu pada asesmen menyeluruh klinisi tentang
    fungsi psis, sosial dan pekerjaan klien.
    Menggunakan skala 1-100. Semakin tinggi nilainya,
    semakin baik fungsi klien.

Kode Tingkat Keparahan Simtom Contoh
91-100 Berfungsi superior dalam berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari Tidak ada gejala, menangani problem dengan baik
81-90 Gejala minimal atau tdk adanya simtom, tdk lbh drpd problem harian yang biasa Sedikit cemas saat ujian, beda pendapat dalam diskusi
71-80 Reaksi yg dpt diramalkan bersifat smntr thd peristiwa yg mrpk stres atau hendaya ringan dlm berfungsi Kesulitan bkomunikasi stlh argumentasi dng keluarga, u/ smnt terpuruk dlm tgs akademik
61-70 Bbrp gejala ringan atau sedikit kesulitan(hendaya ringan)dlm fungsi sos, pekerjaan atau sklh, ttp scr umum masih baik Rasa murung,insomnia rungan, kadang bolos sekolah
51-60 Gejala sedang,atau kesulitan sedang dlm fungsi sos,pekerjaan atau sekolah Kadang2 ada serangan panik, memp sedikit teman,konflik
41-50 Gejala serius atau hendaya serius dlm fungsi sos,pekerjaan atau sekolah Pikiran bunuh diri,sering mengutil,tdk punya teman, ganti2 pekerjaan
31-40 Bbrp hendaya dlm uji realitas atau komunikasi atau hendaya berat di bbrp bidang Bicara tdk logis,depresi shg tdk mampu kerja,melalaikan keluarga dan mhindari teman
11
Kode Tingkat Keparahan Simtom Contoh
21-30 Pengaruh kuat pd perilaku delusi atau halusinasi,atau hendaya berat dlm komunikasi atau daya nilai,atau ketidak mampuan u/bfungsi hampir di semua bidang Perilaku yg sgt tdk layak,bicaranya kadang inkoheren,di tempat tidur sepanjang hari,tdk ada pekerjaan,rumah atau teman
11-20 Bahaya mencederai diri sendiri atau orang lain,atau kadang2 gagal mengurus diri,atau hendaya berat dalam komunikasi Tindakan ingin bunuh diri,seringkali melakukan tindak kekerasan
1-10 Bahaya yg terus menerus u/ mencederai diri sendiri atau orang lain,atau ketidakmampuan yg terus menerus u/ mengurus diri secara minimal,atau tindakan bunuh diri yang serius Sangat inkoheren atau membisu, usaha bunuh diri yang serius, kekerasan yang berulang
12
  • Contoh Diagnosis dengan Sistem Multiaksial
  • Aksis I Gangg.Kecemasan Menyeluruh
  • Aksis II Gangg.Kepribadian Dependen
  • Aksis III Hipertensi
  • Aksis IV Problem dengan kelompok pendukung
    utam (perceraian),
  • problem pekerjaan (pengangguran)
  • Aksis V GAF 62

13
Sindrom Terkait Budaya (Culture-Bound Syndrome)
  • DSM mengakui bahwa beberapa pola perilaku
    abnormal muncul hanya pada satu budaya atau pada
    beberapa budaya saja
  • Fakta ada bentuk perilaku abnormal yang muncul
    hanya pada bbrp budaya tapi tidak pada budaya
    yang lain. Menunjukkan bahwa budaya dan
    lingkungan sosial mempunyai pengaruh penting pada
    pengembangan perilaku abnormal
  • Contoh amok, ataque de nervios(serangan
    saraf),sindrom dhat,jatuh pingsan,ghost
    sickness,koro,zar,taijin-kyofu-sho,hikikomori

14
Sindrom Deskripsi
Amok Tjd pada laki2 di bagian Tenggara Asia,pulau2 Pasifik,PuertoRiko,Navajo di Barat.Di Malaysiaamoq.Org normal tiba2 gelap mata,memukul orang lain/objek bahkan membunuh.Selama episode,subjek merasa btindak otomatis.Sering disertai dengan persepsi dikejar-kejar.Stlh kejadian,kembali normal -gt disosiatif
Ataque de nervios Di Amerika Latin dan Mediterania Latin.Berteriak tak terkendali,menangis tsedu2,gemetaran,merasa hangat/panas yg naik dari dada ke kepalaperilaku fisik/verbal agresif.Didahului peristiwa stres tentang keluargadisertai perasaan hilang kendali.Stlh serangan,akan kembali normal.Bisa juga mengalami anemsia setelahnya -gt distres emosional
Sindrom dhat Pada laki2 India.Kecemasan/ketakutan intens atas habisnya air mani melalui mimpi basah,ejakulasi keluar bersama urin. Di India ada kepercayaan bahwa hilangnya air mani menghabiskan energi alami vital laki2 -gt kecemasan
Jatuh pingsan Di AS selatan dan Karibia. Tiba2 jatuh lemas dan pingsan mendadak. Serangan bisa tjd tanpa gejala awal spt pusing/perasaan mengambang dikepala.Walau mata tbuka, subjek bisa tidak melihat. Subjek bisa mendengar orang lain dan memahami apa yang tjd tapi merasa tidak berdaya utk bergerak.
Ghost sickness Di Indian Amerika. Melibatkan fokus dengan kematian dan roh orang mati. Simtom mimpi buruk,merasa lemah,hilang selera,ketakutan,kecemasan dan firasat buruk. Mungkin muncul halusinasi, hilang kesadaran dan keadaan kebingungan.
Koro Di Cina dan Asia Selatan dan Timur. Kecemasan akut disertai ketakutan bahwa alat kelamin seseorang (penis pada laki2 dan vulva serta putting pada wanita) menyusut dan melesak ke dalam badan dan akibatnya mungkin kematian.
Zar Di Afrika Utara dan Timur Tengah. Kerasukan roh. Ditandai oleh periode teriakan,membenturkan kepala ke dinding,tertawa,menyanyi atau menangis.Orang-orang ini mungkin tampak bersikap masa bodoh atau menarik diri menolak makan atau tidak melakukan tanggung jawab yang biasa -gt disosiatif
15
Lanjutan Contoh Sindrom Terkait Budaya
Sindrom Deskripsi
Taijin-kyofu-sho Di Jepang. Sindrom psikiatrik yang melibatkan ketakutan berlebihan karena menyinggung atau membuat malu orang lain. Takut bahwa ia akan menggumamkan pikirannya dengan suara keras, kalau2 ia secara tidak sengaja menyinggung orang lain.
Hikikomori Di Jepang. Biasanya dialami anak muda. Sindrom penarikan sosial secara ekstrem. Rata-rata berusia 13-15 tahun, pada suatu hari masuk ke kamar mereka dan tidak mau keluar lagi hingga bertahun-tahun yang pada banyak kasus bertahan hingga lebih dari 10 tahun.Masuk kamar dan tidak keluar lagi. Meninggalkan dan menutup diri dari dunia luar. Kebanyakan menghabiskan waktu dengan bermain game atau musik, atau menghabiskan waktu di depan komputer dan entah apa lagi yang mereka kerjakan di dalam kamarnya.
16
  • Adakah sindrom terkait budaya di Indonesia?
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com