Machinery Vibration Diagnostics - PowerPoint PPT Presentation

1 / 41
About This Presentation
Title:

Machinery Vibration Diagnostics

Description:

... Indikasi awal dari masalah bearing tampil pada ultrasonic ... Typical Spectrum Machine Diagram Blade Pass & Vane Pass Flow Turbulence Cavitation ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:377
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 42
Provided by: sapt150
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Machinery Vibration Diagnostics


1
Machinery Vibration Diagnostics
2
Machinery Vibration Diagnostics
Untuk keberhasilan diagnostic dan trouble
shooting dari rotating equipment, analisa vibrasi
harus menjamin keakuratan data collection dan
mempunyai pengertian dari desain permesinan dan
operasi dinamisnya, untuk secara akurat
menterjemahkan dari tipe pola kegagalan.
3
Belt Drive Problems
Worn, Loose or Mismatched Belts
  • Frekuensi belt berada dibawah salah satu rpm
    dari motor atau driven machinenya. Ketika dia
    rusak, loose atau mismatch, menyebabkan
    frekuensinya 3x sampai 4x belt frekuensinya.
    sering kali pada 2x belt frekuensi adalah
    dominant peak. Amplitudo secara normal tidak
    steady, kadang-kadang bergetar dengan rpm driver
    atau rpm drivennya. Pada saat belt bergerak,
    amplitudo yang besar pada saat wear atau pulley
    misalingment diindikasikan oleh amplitudo besar
    pada saat timing belt frekuensinya.

4
Belt / Sheave Misalignment
  • Misalignment dari sheaves menghasilkan vibrasi
    tinggi pada 1x RPM dominant di arah aksial. Ratio
    amplitudo dari rpm driver terhadap rpm driven
    tergantung pada dimana data diambil pada massa
    relatif dan kekakuan frame. Sering dengan sheave
    misalignment, vibrasi aksial terbesar pada rpm
    fan.

5
Eccentric Sheaves
  • Eccentric atau unbalanced sheaves menyebabkan
    vibrasi tinggi pada 1x RPM sheave ini. amplitude
    secara normal paling besar di line dengan belt,
    dan seharusnya menunjukkan terhadap kedua bearing
    driver dan drivennya. Ini kadang-kadang mungkin
    untuk membalance eccentric sheaves dengan
    memberikan washer kepada taperlock bolts. Tetapi,
    meskipun sudah balance, eccentricity akan masih
    menyebabkan vibrasi dan tegangan fatigue pada
    belt.

6
Belt Resonance
  • Resonansi Belt dapat menyebabkan amplitudo yang
    tinggi jika natural frekuensi belt mendekati atau
    bertepatan dengan rpm motor atau driven
    machinenya. Natural frekuensi dapat berubah
    dengan merubah tegangan atau panjang belt.
    Dapat dideteksi dengan memperkencang atau
    memperkendor belt ketika mengukur response pada
    sheave atau bearing.

7
Electrical Problems
Stator Eccentricity, Shorted Laminations and
Loose Iron
  • Stator problem menghasilkan vibrasi tinggi pada
    2x line frequency (2FL). Stator eccentricity
    menghasilkan air gap yang tidak sama antara rotor
    dan stator yang menghasilkan vibrasi yang sangat
    terarah. Perbedaan air gap seharusnya tidak
    melebihi 5 untuk motor induksi dan 10 untuk
    synchronous motors. Soft foot dan pondasi yang
    melengkung dapat mengakibatkan eccentric stator.
    Loose iron disebabkan oleh lemahnya support
    stator atau looseness. Short lapisan stator
    menyebabkan tidak merata ,panas yang makin lama
    semakin berkembang dengan berjalannya waktu.

8
Eccentric Air Gap (Variable air gap)
  • Eccentric Rotors menghasilkan rotating variable
    air gap antara rotor dan stator yang menghasilkan
    pulsating vibration (normally antara (2FL) dan
    running speed harmonic terdekat). Sering
    membutuhkan "zoom" spectrum untuk memisahkan
    (2FL) dan running speed harmonic. Eccentric
    rotors menghasilkan (2FL) yang disekitarnya
    terdapat Pole Pass frequency sidebands (FP)
    seperti FP sidebands disekitar running speed   FP
    kelihatan sendiri pada frequency rendah (Pole
    Pass Frequency Slip Frequency x Poles). Nilai
    umum dari FP berkisar antara kira-kira 20 sampai
    120 CPM (.30 - 2.0 Hz)

9
Rotor Problems
  • Rotor bar yang patah , crack atau shorting rings,
    joints yang jelek antara rotor bars dan shorting
    rings, atau laminasi rotor yang short akan
    menghasilkan amplitudo yang vibrasi tinggi pada
    1x running speed dengan pole pass frequency
    sidebands (FP). tambahan, bar rotor yang crack
    akan sering menghasilkan FP sidebands disekitar
    harmonic ke 3x, 4x, dan 5x running speed. Loose
    rotor bars diindikasikan oleh 2x line frequency
    (2FL) sidebands disekitar rotor bar pass
    frequency (RBPF) dan/atau harmonicnya (RBPF
    Number of rotor bars x RPM). Sering akan
    menyebabkan level yang tinggi pada 2x RBPF dengan
    amplitude yang kecil pada 1x RBPF.

10
Phasing Problems
  • Masalah phase yang disebabkan loose atau
    connectors yang patah dapat menyebabkan vibrasi
    yang berlebih pada 2x Line frequency (2FL) yang
    akan punya sidebands disekitarnya pada ke-1/3
    Line Frequency (1/3 FL). Levels pada (2FL) dapat
    lebih dari 25 mm/s (1.0 in/s) jika sebelah kiri
    uncorrected. Ini merupakan sebagian masalah jika
    conektor yang cacat secara sporadic membuat
    contact dan secara periodic tidak.

11
Synchronous Motors
  • Loose stator coils pada synchronous motors akan
    menghasilkan vibrasi tinggi yang baik pada Coil
    Pass Frequency (CPF) yang sama dengan jumlah
    stator coils x RPM ( Stator Coils Poles x
    Coils/Pole). The coil pass frequency akan
    dikelilingi oleh 1x RPM sidebands.

12
DC Motor Problems
  • Masalah DC motor dapat dideteksi dengan amplitudo
    yang lebih besar dari amplitudo normal sebagai
    SCR firing Frequency (6FL) dan harmonicnya.
    Masalah ini termasuk field windings yang pecah,
    SCR's yang jelek dan loose connections.
    Maslah-maslah lain termasuk loose atau blown
    fuses dan shorted control cards dapat menyebabkan
    peak amplitudo yang tinggi pada 1x sampai pada 5x
    line frequency (3,600 - 18,000 CPM).

13
Mechanical Looseness
14
Mechanical Looseness
  • Mechanical Looseness diindikasikan oleh type A, B
    or C spectra.
  • Type 'A' disebabkan oleh structural
    looseness/weakness dari kaki mesin, baseplate
    atau foundation, juga oleh grouting yang
    memburuk, kekendoran baut pengikat bawah pada
    base dan distortion dari frame atau base (i.e
    Soft Foot). Analisa phase mungkin menyatakan
    perbedaan phase 180 antara pengukuran vertical
    pada kaki mesin, baseplate dan basenya sendiri.
  • Type 'B' umumnya disebabkan oleh kekendoran baut
    blokbantalan, cracks pada frame structure atau
    bearing pedestal. Type 'C' secara umum dihasilkan
    oleh ketidak cocokan antara component part yang
    akan menyebabkan terjadinya banyak harmonic yang
    dihasilkan oleh non linear response dari loose
    part terhadap dynamic forces dari rotor.
    Menyebabkan pemotongan terhadap time waveform.
  • Type 'C' sering disebabkan oleh a bearing liner
    loose pada tutupnya, clearance yang berlebihan
    pada salah satu sleeve atau rolling element
    bearing atau loose impeller pada poros. Type 'C'
    phase sering tidak stabil dan mungkin bervariasi
    besar dari satu pengukuran ke pengukuran
    selanjutnya, sebagian jika posisi rotor bergeser
    pada poros dari satu start up ke yang lain.
    Mechanical looseness sering tinggi penunjukan
    arahnya dan mungkin menyebabkan perbedaan
    pembacaan yang nyata jika kamu bandingkan level
    pada penambahan 30 dalam arah radial semua
    disekitar rumah bearing. Juga sebagai catatan
    bahwa looseness akan sering menyebabkan perkalian
    subharmonic di 1/2 or 1/3 x rpm (.5x, 1.5x, 2.5x
    etc.)

15
Misalignment
Angular Misalignment
  • Angular Misalignment ditandai dengan vibrasi
    aksial yang tinggi, dengan phase lebih dari 180
    pada coupling. Secara khusus punya vibrasi aksial
    tinggi di masing-masing 1x dan 2x rpm.
    Tetapi,tidak biasa pada salah satu 1x, 2x or 3x
    yang mendominasi. Tanda ini mungkin juga
    mengindikasikan masalah coupling.

16
Misalignment
Pararel Misalignment
  • Offset Misalignment punya gejala vibrasi yang
    sama dengan angular,biarpun menunjukkan vibrasi
    radial tinggi yang mencapai phase 180 pada
    coupling. 2x sering lebih besar dari 1x, tetapi
    ketinggian relativenya terhadap 1x sering
    tergantung oleh tipe dan konstruksi kopling.
    Ketika salah satu Angular atau Radial
    Misalignment menjadikan putus, ini dapat
    menghasilkan puncak amplitudo yang tinggi pada
    harmonics yang lebih tinggi (4x - 8x) atau bahkan
    semua seri dari harmonic frekuensi tinggi sama
    penampakkannya dengan mechanical looseness.
    Konstruksi kopling sering mempengaruhi secara
    besar terhadap bentuk spectrum ketika
    misalignment parah.

17
Misalignment
Misaligned Bearing Cocked On Shaft
  • Cocked Bearing akan menghasilkan vibrasi aksial
    yang parah. Dan akan menyebabkan gerakan yang
    berkelok-kelok dengan phase hampir 180 bergeser
    dari atas ke bawah dan/atau dari sisi ke sisi
    seperti yang terukur pada arah aksial dari rumah
    bearing yang sama. mencoba untuk mengalign
    kopling atau membalance rotor tidak akan
    mengurangi masalah. Bearing harus segera dibuang
    dan diganti.

18
Rolling Element Bearings
  • Stage 1
  • Indikasi awal dari masalah bearing tampil pada
    ultrasonic frequencies berkisar antara 20,000 -
    60,000 Hz (1,200,000 - 3,600,000 CPM). Frekuensi
    ini dievaluasi oleh spike energy (gSE), HFD(g)
    dan shock pulse (dB). Sebagai contoh, spike
    energy mungkin pertama keliatan pada .25 gSE
    dalam stage 1 (nilai actual tergantung pada
    lokasi pengukuran dan kecepatan mesin.

19
Rolling Element Bearings
  • Stage 2 kerusakan bearing mulai pada "ring"
    bearing component natural frequencies (fn) yang
    secara dominan terjadi dalam 30K - 120K CPM
    range. Sideband frequencies muncul diatas dan
    dibawah puncak natural frequency pada tahap akhir
    stage 2. Spike energy berkembang (sebagai contoh
    .25 ke .50 gSE).

20
Rolling Element Bearings
  • Stage 3 frekuensi kerusakan bearing dan
    harmonicnya muncul ketika keausan berkembang.
    Lebih dari Harmonic frekuensi kerusakan bearing
    nampak dan sejumlah sidebandnya berkembang,
    keduanya disekitar tersebut dan disekitar bearing
    natural frequencies (lihat Vibration Case History
    Number 3 untuk kasus nyata). Spike energy
    kontinyu bertambah (sebagai contoh,dari 0.5
    sampai lebih 1 gSE). Keausan sekarang biasanya
    nampak dan bisa meluas sepanjang batas luar dari
    bearing, sebagian ketika terbentuk dengan baik
    sidebands yang berada disekitar harmonicnya
    frekuensi kerusakan bearing. Ganti bearing
    secepatnya.

21
Rolling Element Bearings
  • Stage 4 lanjut ketingkat akhir, amplitudo dari
    1x RPM bahkan terpengaruh. Hal ini tumbuh, dan
    secara normal menyebabkan pertumbuhan dari
    harmonicnya rpm yang banyak. Kerusakan bearing
    diskrit dan frekuensi natural komponen aktualnya
    mulai hilang dan diganti oleh random, broadband
    high frequency "noise floor. Sebagai tambahan,
    amplitudo dari masing-masing frekuensi tinggi
    nose floor dan spike energy mungkin dalam
    faktanya menurun, tapi sebelum rusak, spike
    energy biasanya berkembang menjadi amplitudo yang
    berlebih.

Formulae to Calculate Specific Bearing defect
Types.
22
Gear Related Problems
Normal Gear Spectrum
  • Spectrum Normal menunjukkan 1x dan 2x RPM,
    sepanjang Gear Mesh Frequency (GMF). GMF umumnya
    akan punya side band kecepatan jalannya
    disekitarnya relative terhadap kecepatan poros
    dimana gear berada. Semua peak adalah low
    amplitudo dan tidak ada natural frekuensi yang
    terbangkitkan.

23
Gear Tooth Wear
  • Indicator kunci dari keausan gigi gear adalah
    munculnya frekuensi natural gear. Dengan
    sidebands disekitarnya pada running speed dari
    gear yang jelek. Gear Mesh Frequency (GMF)
    mungkin atau bahkan tidak mungkin berubah
    amplitudonya, meskipun sidebands amplitudo tinggi
    disekitar GMF biasanya terjadi ketika keausan
    terlihat dengan jelas. Sidebands bisa menjadi
    indicator keausan yang baik daripada GMF sendiri.

24
Tooth Load
  • Gear Mesh frequencies sering sangat sensitive
    terhadap beban. Amplitudo GMF yang tinggi tidak
    mengindikasikan masalah, khususnya jika sideband
    frequencies tetap rendah dan tidak ada gear
    natural frequencies yang muncul. Setiap analisa
    seharusnya ketika system pada beban operasi
    maximum.

25
Gear Eccentricity and Backlash
  • Sidebands amplitudo tinggi disekitar GMF sering
    menyarankan gear eccentricity, backlash atau
    poros non-parallel yang mengijinkan rotasi dari
    satu gear untuk mem "modulate" running speed yang
    lain. Masalah gear diindikasikan oleh jarak dari
    frekuensi sidebands. backlash yang jelek
    normalnya muncul GMF dan Gear Natural
    Frequencies, keduanya akan punya sidebanded pada
    1x RPM. Amplitudo GMF akan sering menurun dengan
    bertambahnya beban jika backlash merupakan
    masalah.

26
Gear Misalignment
  • Gear Misalignment sering selalu muncul pada order
    kedua atau harmonicnya GMF yang lebih tinggi yang
    punya sideband pada running speed. Sering akan
    menunjukkan amplitudo rendah 1x GMF, tetapi lebih
    tinggi pada 2x atau 3x GMF. Penting untuk ngeset
    Fmax cukup tinggi untuk menangkap paling sedikit
    2 GMF harmonics jika transducer mampu.

27
Cracked or Broken Gear Tooth
  • Gigi yang crack atau patah akan menghasilkan
    amplitudo besar pada 1x RPM dari gear tersebut,
    dan juga akan muncul gear natural frequency (fn)
    yang punya sidebande pada running speednya. Hal
    ini terdeteksi paling bagus dalam Time Waveform
    yang akan menunjukkan pernyataan spike setiap
    waktu. Masalah gigi mencoba menautkan dengan gigi
    pada mating gear. Waktu antara impacts () akan
    berhubungan dengan 1/speed dari gear dengan
    masalahnya. Amplitude dari impact spike dalam
    Time Waveform akan sering lebih besar daripada 1x
    Gear RPM dalam FFT.

28
Hunting Tooth Problems
  • Hunting Tooth Frequency (fHT) secara khusus
    effective untuk mendeteksi kegagalan pada
    masing-masing gear dan pinion yang mungkin telah
    terjadi selama proses manufaktur atau disebabkan
    oleh pemakaian yang salah. Hal tersebut dapat
    menyebabkan vibrasi tinggi, tetapi ketika terjadi
    pada frekuensi rendah,utamanya kurang dari 600
    CPM, ini sering terlewati. gear set dengan tooth
    repeat problem normalnya mengeluarkan suara kasar
    dari drivenya. Efek paling besar terjadi ketika
    gigi pinion dan gear yang rusak keduanya masuk
    mesh pada waktu yang sama (pada beberapa drives,
    hal ini mungkin terjadi sekali setiap 10 atau 20
    revolusi, tergantung pada fHT formula). Catatan
    TGear dan TPinion menunjukkan jumlah gigi pada
    gear dan pinion. Na jumlah keseluruhan assembly
    phases untuk kombinasi gigi yang diberikan yang
    sma dengan hasil prime factors umum terhadap
    jumlah gigi pada masing-masing gear.

29
Resonance
Typical Spectrum
  • Resonansi terjadi jika frekuensi gaya luar sama
    dengan frekuensi natural system, dan dapat
    menyebabkan amplitudo yang besar yang
    menghasilkan kegagalan awal atau bahkan kegagalan
    yang parah. Ini dapat dari frekuensi natural
    rotor tapi juga sering dari frekuensi natural
    frame, pondasi, gear box, atau bahkan belt. Jika
    rotor di atau mendekati resonansi, akan hampir
    tidak mungkin untuk membalance dikarenakan oleh
    perubahan phase yang besar,pengalaman(90 pada
    resonansi, dekat 180 ketika melewatinya). Sering
    membutuhkan perubahan lokasi frekuensi natural.
    Frekuensi natural tidak berubah dengan merubah
    kecepatan, ini hanya akan membantu untuk
    mengidentifikasikannya.

Phase Relationship
30
Rotor Rub
  • Rotor Rub menghasilkan spectrum yang sama dengan
    Mechanical Looseness ketika bagian yang berputar
    contact dengan bagian yang stasioner. Rub dapat
    juga salah satu revolusi partial atau revolusi
    keseluruhan. Biasanya menghasilkan seri-seri
    frekuensi, sering menimbulkan satu atau lebih
    resonance's. sering menimbulkan fraksi integer
    sub harmonic dari running speednya (1/2, 1/3,
    1/4, 1/5, ....1/n), tergantung pada lokasi dari
    frekuensi natural rotor. Rotor rub dapat
    menimbulkan banyak frekuensi tinggi (sama dengan
    wide-band noise ketika kapur menulis dipapan).
    Hal ini dapat menjadi sangat serius dan dalam
    jangka pendek jika disebabkan oleh shaft
    contacting bearing Babbitt tapi agak serius
    ketika poros menggerus seal, blade agitator
    menggerus dinding vessel, atau coupling guard
    yang menekan melawan poros.
  • Typical Spectrum Type 'A'

Phase Relationship
31
Sleeve Bearings
Wear / Clearance Problems
  • Tahapan terakhir dari keausan sleeve bearing
    adalah ditunjukkan dengan adanya seri-seri dari
    harmoniknya running speed (sampai pada 10 atau
    20). Wiped sleeve bearings sering memberikan
    amplitudo tinggi pada vertikalnya daripada
    horisontalnya. Sleeve bearings dengan clearence
    yang berlebihan dapat memberikan unbalance yang
    kecil dan/atau misalignment yang menyebabkan
    vibrasi tinggi yang akan lebih rendah jika
    clearence bearing direncanakan.

32
Oil Whirl Instability
Typical Spectrum
  • Oil Whirl instability terjadi pada 0.42 - 0.48 x
    RPM dan sering sangat berlebihan. Excessive yang
    dimaksud ketika amplitudo melebihi 50 dari
    clearence bearing. Oil whirl adalah vibrasi yang
    disebabkan oil film pada kondisi operasi normal
    (attitude angle dan eccentricity ratio) yang
    menyebabkan oil mendesak untuk menekan poros
    disekitar didalam bearing. Ketidak stabilan gaya
    pada arah rotasi menghasilkan in a whirl (or
    precession). Whirl adalah sifat yang tidak stabil
    ketika hal tersebut menambah gaya sentrifugal
    yang juga menambah gaya whirl. Yang dapat
    menyebabkan oil tidak lama menopang poros, atau
    dapat menjadi tidak stabil ketika whirl frequency
    sama dengan rotor natural frequency. Merubah oil
    viscosity, tekanan lube dan external pre-loads
    dapat mempengaruhi oil whirl.

Shaft Diagram
33
Oil Whip Instability
  • Peta spectrum menunjukkan Oil Whirl menjadi Oil
    Whip Instability sama seperti kecepatan poros
    mencapai kritikal dua kali.
  • Oil Whip dapat terjadi jiaka mesin dioperasikan
    pada atau diatas 2x rotor critical frequency.
    Ketika rotor dibawa ke duakali critical speed,
    whirl akan sangat dekat dengan rotor critical dan
    dapat menyebabkan vibrasi yang berlebihan dimana
    oil film mungkin tidak lama mampu untuk
    menyuport. Whirl speed secara nyata akan di"lock
    onto" pada rotor critical peaknya tidak akan
    melewatinya bahkan jika mesin dioperasikan pada
    kecepatan yang tinggi dan lebih tinggi.

34
Hydraulic Aerodynamic Forces
Blade Pass Vane Pass
Typical Spectrum
  • Blade Pass Frequency (BPF) jumlah blades (atau
    vanes) x RPM. Frequency ini merupakan sifat pada
    pompa, fan dan compressors dan biasanya tidak
    bermasalah. Bagaimanapun juga amplitudo BPF yang
    besar dan harmonic dapat menimbulkan masalah di
    dalam pompa jika jarak (gap) antara vanes yang
    berputar dan diffuser yang diam tidak jaga
    besarannya gap di sekelilingnya. Begitu juga, BPF
    (atau harmonics) kadang² bertepatan dengan sebuah
    system frekwensi pribadi yang menebabkan vibrasi
    besar. Besar BPF dapat dihasilkan jika pemakaian
    ring menceng pada shaft atau jika welds fastening
    diffuesers gagal. Demikian pula, BPF yang besar
    dapat disebabkan bengkok secara tiba tiba di
    linework atau disaluran, halangan yng mana
    menggangu aliran garis edar (path), atau jika
    pompa atau rotor fan posisinya miring
    (eccentrically) dalam housing.

Machine Diagram
35
Flow Turbulence
  • Flow turbulence sering terjadi di blowers yang
    bervariasi tekanan atau selesai velocity air
    passing pada fan atau sambungan linework.
    Gangguan flow dapat menyebabkan turbulence yang
    mana akan menghasilkan spectrum random, frequency
    vibrasi rendah, bentuknya bekerjadi range 20 to
    2000 CPM.

36
Cavitation
  • Cavitasi normalnya menghasilkan random, energi
    broadband frekuensi yang lebih tinggi yang
    kadang-kadang dilekatkan dengan harmoniknya blade
    pass frekuensi. Normalnya mengindikasikan
    ketidakcukupan pressure suction (starvation).
    Cavitasi dapat sangat merusak terhadap internal
    pompa jika tidak terkoreksi. Hal ini dapat
    mengerosi impeller vane. Saat ini, sering
    terdengar seperti jika "gravel" yang melewati
    pompa.

37
Mass Unbalance
Force Unbalance
  • Force Unbalance akan berada pada phase dan
    steady. Amplitude yang disebabkan unbalance akan
    bertambah oleh hasil kali dari kecepatan (3x
    pertambahan kecepatan 9x vibrasi yang lebih
    tinggi). 1x RPM selalu terjadi dan umumnya
    mendominasi spectrum. Dapat dikoreksi dengan
    penempatan hanya satu berat pembalance pada satu
    bidang pada centre of gravity (CG) dari rotor.

38
Couple Unbalance
  • Couple Unbalance cenderung mendekati 180
    Out-of-phase pada poros yang sama. 1x selalu
    terjadi dan umumnya mendominasi spectrum.
    Amplitude bervariasi dengan hasil kali dari
    bertambahnya kecepatan. Mungkin dapat terjadi
    vibrasi aksial yang tinggin seperti pada radial.
    Koreksi membutuhkan penempatan berat pembalance
    pada paling sedikit 2 bidang. Catatan bahwa
    mendekati perbedaan phase 180 seharusnya ada
    antara Outboard dan Inboard horizontal seperti
    Outboard dan Inboard verticals.

39
Overhung Rotor Unbalance
  • Overhung Rotor Unbalance menyebabkan vibrasi
    tinggi pada kedua aksial maupun radialnya.
    Pembacaan aksial mungkin tidak steady. Overhung
    rotors sering mempunyai kedua force maupun couple
    unbalance, masing-masing dari hal tersebut
    membutuhkan koreksi.

40
Eccentric Rotor
  • Eccentricity terjadi ketika pusat rotasi adalah
    offset dari geometric centreline dari sheave,
    gear, bearing, motor armature, dll. Vibrasi
    terbesar terjadi pada 1x RPM dari eccentric
    component pada arah yang melelui pusat dari dua
    rotor. Perbedaan pembacaan phase horizontal dan
    vertical umumnya berbeda pada masing-masing
    dengan  0 atau dengan 180 (masing-masing
    mengindikasikan gerakan garis lurus). Mencoba
    membalance eccentric rotor sering menghasilkan
    pengurangan dalam satu arah, tapi menambah
    getaran pada arah radial yang lain (tergantung
    dari jumlah eccentricity).

41
Bent Shaft
  • Poros yang bengkok menyebabkan vibrasi yang
    tinggi pada arah aksial dengan perbedaan phase
    aksial cenderung mendekati 180 pada komponen
    mesin yang sama. Vibrasi dominantnya pada 1x jika
    kebengkokan dekat pusat poros, tapi pada 2x jika
    kebengkokan dekat kopling. (hati-hati untuk
    menghitung orientasi transducer untuk
    masing-masing pengukuran aksial jika kamu
    membalik arah probe).
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com