Title: H. MARAGUSTAM SIREGAR, PROF. DR. M.A.
1FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
- H. MARAGUSTAM SIREGAR, PROF. DR. M.A.
- Mencetak Pembelajar menjadi insan paripurna
- (Falsafah Pendidikan Islam)
2BAB I PENDAHULUAN (Permasalahan Pendidikan)
- Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dikuasai oleh Barat - Globalisasi Informasi yang membawa visi dan misi
- Sekularisme Suatu paham yang memisahkan dunia
dan akhirat, memisahkan kehidupan dunia dan
kehidupan agama. Pengamalan agama adalah masalah
pribadi
3BAB I PENDAHULUAN (Permasalahan Pendidikan)
- Liberalisme faham freedom of choice (kebebasan
memilih) yang meliputi freedom of worship
(kebebasan dalam hal peribadatan), ownership
(kepemilikan), politics (politik), and
ekspression (berekspresi). Liberalisme ini juga
melanda kepada keluarga, sehingga sangat sulit
anggota keluarga diatur, dibimbing, disuruh
beribadah dan lain-lain demi atas nama
liberalisme
4BAB I PENDAHULUAN (Permasalahan Pendidikan)
- Hedonisme kebahagiaan adalah kesenangan.
Kesenangan itu berkat gerakan yang lemah gemulai,
sedangkan rasa sakit berkat gerakan kasar.
Kesenangan sesaat yang dinikmati itulah yang
dihargai. Suatu perbuatan disebut baik sejauh
dapat menyebabkan kesenangan dan memberi
kenikmatan.
5BAB I PENDAHULUAN (Permasalahan Pendidikan)
- Krisis etika dan moral sebagai akibat dari kurang
efektifnya proses sosialisasi atau internalisasi
sikap-sikap dan nilai-nilai Islam dalam proses
pembelajaran atau akibat dipisahkannya urusan
agama dan dunia. - Terjadinya inefisiensi eksternal berupa tidak
dipakainya keluaran pendidikan Islam pada pasar
tenaga kerja. Kalaupun dipakai, pekerjaan itu
berbeda dengan pendidikan yang diperoleh di
bangku kuliah (missmatch).
6BAB I PENDAHULUAN (Permasalahan Pendidikan)
- Nilai-nilai Islam yang diberikan dalam lembaga
pendidikan tidak sesuai dengan realitas sosial
yang ada. Pembelajar menjadi bingung ketika nilai
dan norma yang diterima di lembaga pendidikan
sangat jauh berbeda dengan prilaku masyarakat. - Krisis keteladanan dari pemegang kendali dalam
masyarakat, seperti orang tua, tokoh masyarakat,
pemerintah, dan para guru.
7BAB I PENDAHULUAN (Permasalahan Pendidikan)
- Kurang sepadannya sistem penghargaan (reward
system) masyarakat terhadap orang-orang yang
mengamalkan ajaran agamanya.
8KOMPONEN PENDIDIKAN ISLAM DALAM SISDIKNAS NOMOR
20 TAHUN 2003
PENDIDIK
LINGKUNGAN BELAJAR
PEMBELAJARAN
PESERTA DIDIK
SUMBER BELAJAR
9VISI PENDIDIKAN NASIONAL
- Visi Pendidikan Nasional menurut UU No. 20/2003
tentang Sisdiknas adalah - Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah . - Sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional tersebut,
- Depdiknas berhasrat untuk pada tahun 2025
menghasilkan - INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF
- (Insan Kamil / Insan Paripurna)
10INSAN INDONESIA CERDAS KOMPREHENSIF DAN
KOMPETITIF
Cerdas Spiritual Beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul.
Cerdas Emosional dan Sosial Beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiasivitas akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengekspresikannya. Beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang membina dan memupuk hubungan timbal balik demokratis empatik dan simpatik menjunjung tinggi hak asasi manusia ceria dan percaya diri menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat dan bernegara serta berwawasan kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara.
Cerdas Intelektual Beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif
Cerdas Kinestetik Beraktualisasi diri melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil, dan trengginas Aktualisasi insan adiraga
11INSAN INDONESIA CERDAS KOMPREHENSIF DAN KOMPETITIF
Kompetitif Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan Bersemangat juang tinggi Mandiri Pantang menyerah Pembangun dan pembina jejaring Bersahabat dengan perubahan Inovatif dan menjadi agen perubahan Produktif Sadar mutu Berorientasi global Pembelajar sepanjang hayat
Kompetitif Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan Bersemangat juang tinggi Mandiri Pantang menyerah Pembangun dan pembina jejaring Bersahabat dengan perubahan Inovatif dan menjadi agen perubahan Produktif Sadar mutu Berorientasi global Pembelajar sepanjang hayat
Kompetitif Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan Bersemangat juang tinggi Mandiri Pantang menyerah Pembangun dan pembina jejaring Bersahabat dengan perubahan Inovatif dan menjadi agen perubahan Produktif Sadar mutu Berorientasi global Pembelajar sepanjang hayat
Kompetitif Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan Bersemangat juang tinggi Mandiri Pantang menyerah Pembangun dan pembina jejaring Bersahabat dengan perubahan Inovatif dan menjadi agen perubahan Produktif Sadar mutu Berorientasi global Pembelajar sepanjang hayat
12PENGERTIAN FILSAFAT
- Pengertian Filsafat (1) berpikir bebas, (2)
radikal, (3) sistimatis dan (4) menyeluruh
tentang sesuatu termasuk pendidikan Islam.
13PENGERTIAN TARBIYAH
- Kata tarbiyah berasal dari tiga kata yaitu (1)
raba (2) rabiya dan (3) rabba. Kata raba -
yarbu, dengan arti nama- yanmu, yang berarti
bertambah tumbuh menjadi besar. Kata rabiya
yarba, dengan wazan khafia-yakhfa, artinya
naik, menjadi besar/dewasa, tumbuh, berkembang.
Kata rabba- yarubbu, dengan arti aslahahu
(memperbaikinya), tawalla amrahu (mengurusi
perkaranya, bertanggung jawab atasnya), sasahu
(melatih mengatur memerintah), qama alaihi
(menjaga, mengamati, membantu), raahu
(memelihara, memimpin).
14TARBIYAH DARI SEGI ETIMOLOGIS
- Tiga asal kata tarbiyah yakni raba rabiya dan
rabba. - Kata tarbiyah mencakup makna yang sangat luas
yakni - al-nama bertambah, berkembang dan tumbuh menjadi
besar sedikit demi sedikit, - Aslahahu memperbaiki pembelajar jika proses
perkembangan menyimpang dari nilai-nilai Islam, - tawalla amrahu yang berarti mengurusi perkara
pembelajar, bertanggung jawab atasnya dan
melatihnya, - raahu memelihara dan memimpin sesuai dengan
potensi yang dimiliki dan tabiatnya, - al-tansyiah mendidik, mengasuh, dalam arti
materi (fisiknya) dan immateri (kalbu, akal,
jiwa, dan perasaannya).
15TARBIYAH DARI ISTILAH
- Murabbi (pendidik) yang sebenarnya hanyalah
Allah, karena Dialah Pencipta fitrah, potensi
kekuatan dan kelemahan, dan Paling Tahu tentang
hakikat manusia itu sendiri, karenanya perlu
dipelajari terus menerus siapa sebenarnya manusia
itu sesuai dengan cetakan Tuhan.
16TARBIYAH DARI ISTILAH
- Penumbuhan dan pengembangan secara sempurna semua
dimensi manusia baik materi, seperti fisiknya,
maupun immateri seperti akal, hati, kehendak,
kemauan adalah tanggung jawab manusia sebagai
fungsi hamba Tuhan (QS. al-Dzariyat 5156) dan
fungsi khalifah (QS. al-Baqarah, 230).
17TARBIYAH DARI ISTILAH
- Proses tarbiyah seharusnya mengambil nilai dan
dasarnya dari Alquran-Sunnah dan berjalan sesuai
dengan sunnatullah yang digariskan-Nya. - Setiap aktivitas tarbiyah mengarah kepada
penumbuhan, pengembangan, perbaikan,
kepemimpinan, atau penjagaan setiap dimensi
dalam diri manusia, baik aktivitas itu direkayasa
atau secara natural.
18TARBIYAH DARI ISTILAH
- Tarbiyah yang disengaja mengharuskan adanya
rencana yang teratur, sistimatis, bertahap,
berkelanjutan dan fleksibel. - Yang menjadi subjek sekaligus objek dalam
aktivitas tarbiyah adalah manusia. Untuk itu
semua aktivitas tarbiyah harus mengikuti
fitrahnya tanpa merampas hak-haknya sebagai
manusia dan hamba.
19TARBIYAH DARI ISTILAH
- Kata tarbiyah tidak terbatas pengertiannya
sebagai sekedar transfer ilmu, budaya, tradisi,
dan nilai tetapi juga pembentukan kepribadian
(transformatif) yang dilakukan secara bertahap.
20KATA TAKLIM LEBIH LUAS PENGERTIANNYA DRPD
TARIYAH
- Pertama, ketika mengajarkan membaca Alquran
kepada kaum muslimin, Rasulullah SAW tidak
terbatas pada membuat mereka sekedar dapat
membaca, melainkan membaca dengan perenungan yang
berisikan pemahaman, pengertian, tanggung jawab,
penanaman amanah sehingga terjadi pembersihan
diri (tazkiyah) dari segala kotoran, menjadikan
dirinya dalam kondisi siap menerima hikmah, dan
mempelajari segala sesuatu yang belum
diketahuinya dan yang tidak diketahuinya serta
berguna bagi dirinya.
21KATA TAKLIM LEBIH LUAS PENGERTIANNYA DRPD
TARIYAH
- Kedua, kata taklim tidak berhenti hanya kepada
pencapaian pengetahuan berdasarkan prasangka atau
yang lahir dari taklid semata-mata, ataupun
pengetahuan yang lahir dari dongengan khayali dan
syahwat atau cerita-cerita dusta (QS. Al-Baqarah,
278) - ?????????? ??????????? ??? ???????????
?????????? ?????? ?????????? ?????? ???? ??????
????????? - (Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak
mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan
bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga).
22KATA TAKLIM LEBIH LUAS PENGERTIANNYA DRPD TARIYAH
- Ketiga, kata taklim mencakup aspek-aspek
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
seseorang dalam hidupnya serta pedoman perilaku
yang baik. Hal tersebut pada QS. Yunus, 105) - ????????? ??????? ?????? ?????? ??????????
????????? ????????? ???????? ??????????? - (...Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang
mengetahui).
23KATA TAKLIM LEBIH LUAS PENGERTIANNYA DRPD TARIYAH
- Dalam ayat ini mencakup berbagai aspek antara
lain ilmu falak yang di dalamnya mencakup
teoritis dan praktik. Mencakup juga aspek
pembuktian bahwa Allah SWT adalah Pencipta.
Dengan demikian kata taklim menurut Jalal
mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
dan berlangsung sepanjang hayat serta tidak
terbatas pada masa bayi dan kanak-kanak, tetapi
juga orang dewasa.
24ISTILAH TAKDIB
- Istilah ini mencakup unsur-unsur pengetahuan
(ilm), pengajaran (taklim) dan pengasuhan yang
baik (tarbiyah). Istilah takdib dapat mencakup
beberapa aspek yang menjadi hakikat pendidikan
yang saling berkait, seperti ilm (ilmu), adl
(keadilan), hikmah (kebajikan), aml (tindakan),
haqq (kebenaran), natq (nalar) nafs (jiwa), qalb
(hati), aql (akal), maratib dan derajat (tatanan
hirarkis), ayah (simbol), dan adb (adab).
25SEBAB PEMILIHAN KATA TARBIYAH UNTUK PENDIDIKAN
ISLAM
- tarbiyah ternyata dapat diperluas dari makna
semantiknya, - tarbiyah lebih umum dapat di terima oleh
masyarakat terutama masyarakat muslim di
Indonesia, - nilai sosial atau istilah tarbiyah lebih umum
diterima dalam situasi lokal tertentu daripada
terma taklim dan takdib.
26HAKIKAT PENGERTIAN ISLAM
- Islam penyerahan diri kpd Allah, dan dengan (1)
menyerahkan diri kepadaNya maka ia memperoleh (2)
keselamatan dan (3) kedamaian
27PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
- Pemikiran filosufis yang diambil dari (1) sistem
filsafat/aliran-aliran filsafat atau (2) jawaban
filosufis terhadap masalah pendidikan yg tidak
bertentangan dengan Islam untuk dijadikan pedoman
dalam lapangan pendidikan.
28FUNGSI FPI THD PENDD ISLAM (1)
- Teori umum bagi pendidikan, sepanjang filsafat
pendidikan Islam tersebut mengarah pada apa dan
bagaimana seharusnya pendidikan itu baik dari
segi teoritik maupun dari segi pelaksanaannya.
29PENGOLAHAN SUMBER FPI (1)
- Alquran
- Sunnah
- Hasil Ijtihad
30PENGOLAHAN SUMBER FPI (2)
- Khusus mengenai Ijtihad ini
- Hasil kajian ilmiah yang betul mengenai watak
manusia, pertumbuhan jasmani, intelektual, emosi,
spritual, kebutuhan-kebutuhan dan proses
pertumbuhannya. - Nilai-nilai dan tradisi-tradisi sosial yang baik
dan yang islami, yang tidak menghalangi kemajuan
mengikuti semangat zaman dan keperluan-keperluan
peradaban, sosial, ekonomi dan politik.
31PENGOLAHAN SUMBER FPI (3)
- Hasil-hasil penyelidikan dan kajian-kajian
pendidikan dan psikologi yang berkaitan dengan
sifat-sifat, proses pendidikan, dan tujuan-tujuan
pendidikan dan fungsi-fungsinya sangat penting. - Prinsip-prinsip yang menjadi dasar filsafat
politik, ekonomi dan sosial yang dilaksanakan
oleh negara, perjanjian-perjanjian,
prinsip-prinsip organisasi regional dan
internasional kemana bergabung negara Islam itu,
selama perjanjian dan prinsip itu sesuai dengan
prinsip-prinsip Islam.
32FUNGSI FPI THD PENDD ISLAM (2)
- 2. Kritik terhadap asumsi-asumsi yang dipegangi
oleh para pendidik dan tenaga kependidikan, jika
pegangan filsafat pendidikannya tidak menjiwai
nilai-nilai Islam baik dalam pembentukan teori,
konsep maupun dalam proses praktiknya. Sangat
tidak benar kalau pendidik tidak mempunyai
filsafat pendidikan Islam sewaktu dia menjalankan
tugas profesionalnya.
33FUNGSI FPI THD PENDD ISLAM (3)
- 3. Evaluasi terhadap kesenjangan-kesenjangan,
pertentangan-pertentangan, antara teori dan
praktiknya, antara satu teori dengan teori
lainnya, antara satu metode dengan metode lainnya
sehingga bila dapat ketidak cocokan, atau tidak
sinkrun, maka dengan segera dapat diperbaiki.
34FUNGSI FPI THD PENDD ISLAM (4)
- 4. Analisis terhadap konsep-konsep dan
istilah-istilah pendidikan. Banyak istilah dalam
lapangan pendidikan yang harus didefinisikan dan
dikembangkan, ditafsirkan dan dianalisis. Agar
istilah-istilah, konsep-konsep dan ide-ide yang
berkembang itu sinkrun, dan menjadi kesamaan
persepsi di kalangan pendidikan dan tenaga
kependidikan, maka perlu dianalisis,
diselaraskan, dikaitkan satu dengan yang lain
menjadi jalinan yang harmonis dan teratur.
35FUNGSI FPI THD PENDD ISLAM (5)
- 5. Normatif. Filsafat pendidikan dijadikan
sebagai penentu arah, pedoman, petunjuk,
pembimbing asas-asas, prinsip-prinsip, teori dan
praktik pendidikan.
36RUANG LINGKUP FPI 1. Ontologi (Metafisika) (1)
- FPI berarti memasuki arena pemikiran yang
mendasar, sistematik, logis, dan menyeluruh
tentang pendidikan. Maka Masalah-masalah dalam
ruang lingkup FPI adalah - Metafisika (Ontologi) cabang filsafat yg ingin
mencari dan menemukan hakikat dari sesuatu yang
ada (being). - Dalam Islam hal ini dibicarakan dalam Ilmu
Tauhid. - Dasar-dasar pembahasan metafisika ialah (1)
Tuhan, manusia dan alam dilihat dari pendidikan
Islam. - Being ada dua menciptakan dan diciptakan, ada
yg menyebabkan dan ada yang diakibatkan.
37Metafisika (2)
- Setiap proses penciptaan, selalu ada beberapa
factor yg menentukan adanya penciptaan 1) adanya
pencipta (subyek), 2) adanya ciptaan (obyek), 3)
adanya bahan yg dipakai, 4) adanya tujuan, 5)
adanya proses (ruang dan waktu). - Tahapan ada, yaitu ada yang konkrit dan ada
abstrak (ghaib). Ada konkrit dapat dilihat,
diraba, dirasa, diukur dlsb. Sedangkan ada
abstrak hanya dapat dilihat dg penglihatan ghaib
antara lain melalui konsep.
38 Metafisika (3)
- Ada yg ada dapat disandarkan kepada eksistensi
Tuhan dan ada disandarkan kepada eksistensi
manusia. Jika terjadi konflik antara ada
disandarkan kpd Tuhan dan ada disandarkan kpd
manusia, dalam konsep Islam harus dimenangkan
oleh Eksistensi Tuhan. - Jika terjadi konflik antara otoritas manusia
(kultur) terhadap alam (nature) maka seharusnya
manusia tidak harus mempunyai otoritas mutlak
terhadapnya. Karena manusia tidak terlibat
mengadakan alam itu sendiri.
39 Metafisika (4)
- Yang Nyata (realitas) sesuatu yang berada pada
sesuatu yg merupakan bagian dari yg ada itu
sendiri. Realitas selalu berdimensi ruang dan
waktu, karenanya selalu mengandung pluralitas dan
relativitas. Filsafat Islam memandang realitas
pada hakikatnya adalah spiritual. Hakikat
spritual dari relitas terdapat pada adanya
dinamika dan perubahan, yang secara kodrati
selalu terjadi dan akan terus terjadi, dan
merupakan suatu sunnatullah.
40 2. Epistemologi (1)
- Metode memperoleh Ilmu secara umum (1) melalui
Kasbi/Khushuli dan (2) Ladunni/Khudhori. - Kasbi cara berpikir metodik, konsisten dan
bertahap melalui proses observasi, research,
eksprimen dan penemuan. - Ladunni proses pencerahan ruhaniyah manusia dan
karenanya kehadiran cahaya Ilahi dalam qalbu
manusia. Dengan sinaran Ilahiy, qalbu manusia
dapat membaca dg jelas dan terserap dalam
kesadaran intelek, seakan-akan orang memperoleh
ilmu dari Tuhan langsung.
41Epistemologi (2)
- Kebenaran Ilmu ilmu yg kasbi relatif
kebenarannya sedangkan ilmu Allah pasti
kebenarannya. - Tujuan memperoleh Ilmu 1) ilmu untuk kenikmatan
2) ilmu untuk ilmu, 3) ilmu mengembangkan
peradaban 4) ilmu untuk sarana mendekatkan diri
kepada Allah. Dalam Islam sebagai central poin
ialah yang keempat untuk memayungi tujuan 1,2 dan
3. - Sarana Peroleh Ilmu melalui inderawi dan
potensi-potensi internal manusia (nafs, akal,
qalb, dan lain-lain).
423. Aksiologi (1)
- Ialah cabang filsafat mencari hakikat
nilai-nilai (value). Nilai bisa baik dan bisa
pula jahat yang berkaitan dengan perbuatan
manusia dan tindakan seseorang (dataran
aplikatif). Yang baik itu ialah maruf dan yang
jahat itu al-munkar. - Axiologi (Brameld) ada tiga sasaran yakni moral
conduct (tindak moral) melahirkan Ethica
Esthetic expression (ekspresi keindahan)
melahirkan Esthetika dan Socio-political life,
(kehidupan sosia-politik), melahirkan ilmu
filsafat sosio-politik.
43Aksiologi (2)
- Hakikat baik dan jahat itu bersifat universal dan
absolute. Etika social misalnya harus berprinsip
persamaan dan kebersamaan keadilan social
keterbukaan dan musyawarah. - Etika agama membicarakan hubungan manusia dengan
Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan
alam, dan manusia dengan kebudayaan.
44Aksiologi (3)
- Tiga Nilai Fundamental dalam FPI
- Nilai Sentral ialah berada pada wilayah titik
pusat nilai yang menjadi sumber pengambilan
keputusan politik, hukum dan lainnya - Nilai Sekuler Sebagai penafsiran dan penerapan
nilai sentral - Nilai Operasional yakni lahir dari tindakan
sehari-hari yang merupakan pengewajanthan dari
nilai sekuler
45Aksiologi (4)
- Nilai sentral (inti) dalam Islam ialah
marifatullah berupa iman dan tauhid dan
mardatillah. Ada tiga tauhid menurut Ibnu
Taimiyah - (1) tauhid Ulugthiyah ialah bahwa Allah Maha
Tunggal yang paling berhak di sembah, ditaati,
dan dipatuhi - (2) tauhid Rububiyah, ialah Allah yang Maha Esa
itu yang menciptakan, mengatur perkara-perkaranya
dan yang mendidiknya, dan - (3) tauhid al-Asmagt wa al-Sifah ialah bahwa
tiap-tiap yang berlaku di alam ini bersumber dari
perbuatan dan pengaturan Allah, dan kepada-Nya
setiap kesudahan akhir, dan daripada-Nya pula
bermula setiap sesuatu
46Aksiologi (5)
- Nilai sekuler terdiri dari enam hubungan
- Dengan Allah ubudiyah dan istikhlaf
- Dengan Masyarakat taagtwun, adagtlah dan ihsagtn
- Kehidupan dunia ibtilagt
- Dengan Ilmu hubungan fard ain dan kifagtyah
- Kehidupan akhirat masugtliyah dan jazagt
- Dg Alam hubungan taskhigtr dan pembelajaran
47Aksiologi (6)
- Hubungan manusia dengan Tuhan adalah hubungan
antara hamba dengan Majikan, makhluk dan Khaliq,
ciptaan dan Pencipta. Hubungan manusia dengan
sesamanya hubungan adalah dan ihsan. Yakni
hubungan patner yang mengemban amanah khalifah
dari Tuhan sederajat, sama-sama ciptaan dan
karenanya sama dihadapan Tuhan kecuali tindak
amal perbuatannya (taqwanya). Perbedaan hak dan
kewajiban adalah karena perbedaan tugas dan
profesinya sehingga melahirkan taklif
(pembebanan) yang lebih. Maka dalam agama dikenal
ada Wajib ain dan wajib kifayah.
48Aksiologi (7)
- Hubungan manusia dengan alam adalah hubungan
pengelola (pemimpin) dan yang dikelola
(dipimpin). Alam merupakan medan emperik bagi
manusia untuk kemakmuran manusia dan alam bagian
dari dirinya. Kesalahan pengelolaan akan
berakibat fatal bagi kehidupan manusia. - Hubungan manusia dengan ciptaannya (kebudayaan)
adalah manusia pada dasarnya memegang otiritas
dan kekuasaan yang penuh, artinya manusia
bertanggungjawab untuk apa semua ciptaannya itu
akan diperbuat, dan ciptaannya sepenuhnya
bergantung pada manusia.Kebudayaan sebagai alat
bukan sebagai yang dipertuhankan.
49Aksiologi (8)
- Nilai Operasional diwujudkan dalam
- al-wajibagtt (hal-hal yang diwajibkan)
- al-mandubagtt (hal-hal yang disunatkan)
- Al-mahrumagtt (hal-hal yang diharamkan)
- Al-makruhagtt (hal-hal yang dimakruhkan)
- Al-jaizagtt (hal-hal yang diperbolehkan).
50STRUKTUR IDE DASAR FPI (buku hal 48)
- Pertama Akidah tentang Alam (cosmocentris)
- Yang dimaksud dengan nilai-nilai (struktur) ide
dasar pendidikan Islam ialah ide dasar yang
menjadi titik tolak dalam membangun isi dan
substansi persoalan-persoalan pendidikan Islam. - Struktur ide itu ialah kepercayaan thd alam,
kehidupan dan manusia
51STRUKTUR IDE DASAR FPI
- Alam ialah seluruh makhluk ini baik alam fisik
maupun alam sosial. Dengan kata lain, alam ialah
selain Allah. - Alam ini diciptakan Allah sebagai satu-satunya
penciptanya, Pencipta seluruh isi kandungannya
dan Pencipta sistemnya.
52STRUKTUR IDE DASAR FPI
- 2. Alam ini diciptakan dengan penuh keteraturan
dan sifatnya pasti (exact). - 3. Sifat alam (sunnatullah) ini adalah tetap,
tidak pernah berubah (immutable)
53STRUKTUR IDE DASAR FPI
- Alam ini dengan segala sunnatullahnya diciptakan
Allah untuk dipelajari dan diteliti baik secara
individu maupun kerjasama kolektif melalui
berbagai kemampuan yang dimiliki manusia dan
rekayasanya - Eksistensi alam ini berdasar pada undang-undang
kausaliltas (sebab akibat).
54STRUKTUR IDE DASAR FPI
- Karena alam ini sifatnya pasti, tidak pernah
berubah, dan teratur, maka sifat alam ini
objektif. Artinya, sunnatullah ini berlaku sama
bagi semua individu dan kelompok, tidak peduli
apakah ia muslim atau non muslim, asalkan
menjalankan sesuai dengan sunnatullah, maka pasti
akan terjadi atau tidak terjadi.
55STRUKTUR IDE DASAR FPI
- Bahwa dalam mempelajari, memanfaatkan, mengolah
alam ini haruslah dengan ilmu yang benar disertai
dengan iman. Tanpa ilmu dan iman yang benar, maka
pemanfaatan alam ini akan tidak sesuai dengan
ekosistem dan hukum kausalitas. Karenanya
berakibat negatif kepada manusia.
56STRUKTUR IDE DASAR FPI
- Kedua Akidahterhadap kehidupan
- Hakikat kehidupan dunia ini adalah sarana mencari
bekal menuju akhirat dan tempat tinggal sementara
(terminal), bukan tempat yang abadi/tujuan akhir. - Kehidupan ini sebagai ujian dan labolatorium
serta pendidikan bagi manusia. - Ujian bertujuan meningkatkan kualitas keimanan
seseorang.
57STRUKTUR IDE DASAR FPI
- 4. Kehidupan manusia seperti gelombang laut dan
dalam bahasa agama disebut al-iman yazid wa
yanqus - 5. Setiap prilaku manusia pasti
dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.
58STRUKTUR IDE DASAR FPI
- 6. Tujuan ujian adalah untuk mengetahui tingkat
kualitas manusia sebagai hamba dan sekaligus
sebagai khalifah. - 7. Setiap perilaku manusia menghadapi gelombang
ujian ini akan dipertanggung jawabkannya.
59STRUKTUR IDE DASAR FPI
- Hasil akhir dari perjalanan hidup manusia
menghadapi ujian sangat bervariasi dan hasil
konkretnya ada di hari pembalasan segala amal.
Jika amal seseorang baik, maka pasti
balasannyapun baik pula. Sebaliknya jika amalnya
jelek, maka balasannya akan jelek pula.
60E. HAKIKAT MANUSIA (1) Proses Kejadian
- Asal kejadian manusia pertama ialah persenyawaan
antara Tin (QS. Sajadah (327 Al-Muminun
(23)12) Turab (QS. Al-Hajj (22)5 Ali Imran
(3)59 Shal-shal dan Fakhhar (Ar-Rahman (55)14
dan Hamain Masnun (QS. Al-Hijr (15)26) dan
al-Ruh. - Asal kejadian manusia pasca Adam melalui proses
biologik melalui pasangan laki-laki dan perempuan
(QS. Al-Muminun (23) 12-14).
61HAKIKAT MANUSIA (2)Perangkat Jati Diri MANUSIA
- Hakikat Insan dilihat dari dua kata kunci dalam
Al-Quran yakni Al-Insan dan Al-Basyar. - Al-Insan yg btk jamaknya al-nas dpt dilihat dari
segi akar katanya dari anasa (melihat, mengetahui
dan minta izin). Dari sini manusia dapat
mengambil pelajaran dari apa yg ia lihat,
mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, dan
terdorong untuk meminta izin menggunakan sesuatu
yg bukan miliknya. - Al-Insan dari akar kata nasiya (lupa)
menunjukkan adanya kaitan yg erat antara manusia
dg kesadaran dirinya. Manusia lupa thd susuatu
hal, disebabkan ia kehilangan kesadaran thd
sesuatu.
62HAKIKAT MANUSIA (3) PENGERTIAN MANUSIA
- Al-Insan dari akar kata Al-Uns atau anisa
(jinak), menunjukkan pada dasarnya manusia itu
jinak, dapat menyesuaikan diri dg realitas hidup
dan lingkungannya. - Al-Basyar disebut untuk semua makhluk baik
laki-laki maupun perempuan, baik secara
individual maupun kolektif. Kata basyar adalah
jamak dari kata basyarah yang artinya permukaan
kulit kepala, wajah, dan tubuh yang menjadi
tempat tumbuhnya rambut. Untuk itu kata basyar
mengacu kepada manusia dari aspek lahiriyahnya
dan mempunyai bentuk tubuh yg sama. - Manusia dilihat dari insan maka perkembangan dan
pertumbuhannya sangat tergantung pengembangan
diri, lingkungan termasuk pendidikan dan
kebudayaan. Sedangkan manusia dari kata basyar
sangat tergantung pada alam (apa yg dimakan dan
diminumnya).
63HAKIKAT MANUSIA (4)POTENSI MANUSIA
- Nafs sinonimnya insan atau al-fard mengacu kpd
dzat manusiawi secara keseluruhan QS. Al-Baqarah
(2) 48 Ali Imran (3) 185, Al-Maidah (5) 45). - Al-Jism (QS. Al-Baqarah (2) 247 Al-Munafiqun
(63) 4). Al-Jism mengacu kepada persyaratan
imamah atau menjadi penguasa pemerintahan ialah
ilmu dan kekuatan fisik. - Akal disebutkan dalam bentuk kata kerja yang
mengacu kepada unsur pemikiran manusia dan akal
sebagai penopang agama dan tiang agama. Menurut
al-Aqqad bhw al-lubbu adalah akal yang mampu
mengetahui dan memahami akal merupakan sumber
pengetahuan dan pemahaman yg terdapat di dalam
otak manusia. (QS. Al-Baqarah (2) 73, 163-164).
64HAKIKAT MANUSIA (5) POTENSI MANUSIA
- Al-Qolb (Al-Fuad, Shadr dan Shudur) yang juga
menunjuk kpd al-qalb (Al-Hajj (22) 32 Al-Maidah
(5)41). Iman bersemayan di Qalbu. Kata ini
digunakan berkaitan dengan emosi dan akal, tidak
menunjuk kpd unsur-unsur biologis. Ia merupakan
dasar bagi fitrah yg sehat, perasaan, iman,
kemauan, kontrol, pemahaman dan alat marifah ke
ilmu. - Ruh tidak didapat batasannya dalam al-Quran.
Ruh dikaitkan dl arti pembawa wahyu yakni Jibril,
rahasia Ilahi yg dengannya tanah liat kering
menjadi manusia, pemberi hidup, dan Al-Quran.
(QS. Al-Hajj (22) 29 As-Sajadah (32)7-9
As-Syura (42)52 As-Syuara (26)193 An-Nahl
(16)102, Al-Hijr (15) 28-29 Al-Isra (17)85).
65HAKIKAT MANUSIA (6)Potensi Manusia
- Fitrah
- Kata fitrah dan segala bentuk kata jadiannya
dalam Alquran tertera pada 19 ayat dalam 17
surat. Dari segi bahasa, kata fitrah terambil
dari akar kata al-fathr yang bentuk pluralnya
fithar yang dapat berarti cara penciptaan, sifat
pembawaan sejak lahir, sifat watak manusia, agama
dan sunnah.
66HAKIKAT MANUSIA (7)Potensi Manusia
- Pengertian Fitrah dari segi istilah sistem
aturan atau potensi yang diciptakan kepada setiap
makhluk sejak keberadaannya baik ia makhluk
manusia ataupun yang lainnya. Seperti bawaan
dasar manusia cenderung kepada agama tauhid,
kebenaran, keadilan, wanita, harta benda, anak
dan lain-lain.
67F. PERPORMANCE MANUSIA (1)
- Rasional Berangkat dari keragaman potensi
manusia yang misteri fungsi manusia pengaruh
lingkungan maka tampilannya menjadi Makhluk
paradoksal Ia bukan malaikat, bukan iblis dan
bukan pula hewan apalagi syetan. Tetapi manusia
mencakup semua itu. Artinya, manusia itu memiliki
sifat-sifat kehewanan, keiblisan, dan
kemalaikatan. Menurut Murtadha Muthahari
perbedaan mendasar antara manusia dan hewan
terletak pada iman dan ilmu.
68PERPORMANCE (2)
- Dr. Alexis Carrel manusia adalah makhluk yang
misterius, karena derajat keterpisahan manusia
dari dirinya berbanding terbalik dengan
perhatiannya yg demikian tinggi terhadap dunia
yang ada di luar dirinya. Implikasi dari
padadoksal tersebut manusia menampakkan
sifat-sifat positif dan sifat-sifat negatif.
Sifat-sifat positif itu ditunjukkan dengan
tugas-tugas manusia di bumi dan sifat-sifat
negatif tersebut antara lain
69PERPORMANCE (3)
- Putus asa (Hud9)
- Tidak berterima kasih (Ibrahim34)
- Berkeluh kesah (Al-Maarij19)
- Amat kikir (Al-Maarij22)
- Membantah (Al-Kahfi54)
- Melampaui batas (Al-Alaq6-7)
- Purbasangka (al-Najm23) dan lain-lain
70H. KEDUDUKAN MANUSIA
- Sebagai pemanfaat dan penjaga kelestarian
alam(Al-Jumat10 Al-Baqarah 60). - Sebagai Peneliti alam (Al-Baqarah 163,
Al-Anam168). - Sebagai makhluk yg paling tinggi dan paling mulia
(At-Tin4, Al-Isra70). - Sebagai hamba Allah (Adz-Dzariyat 56, Ali
Imran83). - Sebagai Khalifah di bumi (Al-Baqarah 30,
Al-Anam 165). - Sebagai Makhluk educandum dan educandus
(Al-Baqarah31, Al-Alaq1-5 dan Luqman 13).
71KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (1)SEBAGAI HAMBA DAN
KHALIFAH
- Menurut Ibnu Qayyim bahwa ibadah menuntut dua
dasar utama (1) kecintaan dan kerendahan hati
dan (2) ketundukan. Manusia sebagai abdi Tuhan
tidaklah cukup hanya menunjukkan ketundukan dan
kepasrahan tanpa disertai dengan rasa cinta.
Sebaliknya siapa saja yang betul-betul
mencinta-Nya tanpa disertai dengan kepasrahan dan
ketundukan, maka dia bukanlah seorang abdi Tuhan.
Seseorang akan benar-benar menjadi hamba Allah
jika dia telah mengintegrasikan dalam dirinya dua
sisi yakni kecintaan dan ketundukan kepada-Nya.
72KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (2)HAMBA DAN KHALIFAH
- Menurut Syekh Nawawi bahwa manusia sebagai abdi
Tuhan diaktualisasikan dalam tiga bentuk yaitu
pertama, menunjukkan kerendahan diri atas Kemaha
Esaan Tuhan, kesendirian-Nya dalam menciptakan
makhluk dan yang berhak dijadikan tempat
beribadah hanya kepada-Nya bukan kepada yang
lain. Kedua, manusia sebagai hamba Tuhan selalu
mengagungkan perintah-Nya dan menunjukkan kasih
sayang terhadap makhluk-Nya. Ketiga manusia
sebagai abdi Tuhan diberikan potensi-potensi
berpengetahuan, dan karenanya ia disuruh
beribadah kepada-Nya.
73KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (3)HAMBA DAN KHALIFAH
- Khalifah Atas fenomena simbolik (Al-Baqarah
30-34) dapat ditarik suatu gambaran bahwa (1)
posisi manusia lebih tinggi derajatnya
dibandingkan dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain
termasuk malaikat, (2) keunggulan Adam bukan
terletak pada prestasi yang bersifat material
seperti fisik, asal usul kejadian dan lain-lain,
tetapi yang bersifat immaterial yakni berupa
kapabilitas pengetahuan yan ditampilkan Adam.
Jika fungsi-fungsi kemanusiaannya tidak
dijalankan maka derajat ketinggian itu akan
turun menjadi kehinaan dan kenistaan.
74KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (4)HAMBA DAN KHALIFAH
- 1. Pengertian Khalifah
- Dalam Kamus Al-Munjid Fi al-Lughah wa al-Alam
disebutkan bahwa khalifah merupakan bentuk mufrad
(tunggal), yang jamataksirnya ialah khulafa
dan khalaaif. Maknanya ialah seseorang yang
menggantikan orang lain dan menempati tempat
orang lain tersebut. Menurut Jumhur Ulama dan
para ahli tafsir, baik dari kalangan ulama salaf
maupun khalaf mengatakan bahwa Allah menjadikan
Adam sebagai pengganti dari orang yang sebelumnya
yang lebih dulu menempati bumi sebelum Adam,
yaitu jin. Ada juga yang mengatakan mereka adalah
para malaikat yang lebih dahulu menempati bumi
sebelum jin dan Adam.
75KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (5)HAMBA DAN KHALIFAH
- Mengesampingkan perbedaan pendapat khalifah
ialah pengganti yang sebelumnya. Dengan demikian
kurang tepat apabila penyandaran khalifah kepada
Allah (khalifah Alah) jika dimaknai bahwa manusia
menggantikan Tuhan karena Tuhan kekal selamanya
dan karena posisi Tuhan berbeda dengan manusia,
Tuhan punya eksistensi absolut dan sementara
manusia eksistensinya relatif. Namun jika yang
dimaksudkan sebagai pengganti (khalifah) bagi
makhluk lainnya yang hidup sebelumnya, tentu
tidak ada persoalan.
76KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (6)HAMBA DAN KHALIFAH
- 2. Tugas-tugas khalifah
- Ketinggian derajat manusia dibanding dengan
makhluk lainnya menjadikan dirinya mempunyai
tanggung jawab yang lebih berat. Amanah tanggung
jawab untuk menjadi khalifah di bumi telah
ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
namun mereka menolaknya. Kemudian manusia
menerima amanah tersebut. Ini menunjukkan bahwa
manusia secara potensial dan keilmuan mampu
melaksanakan tugas-tugas kekhalifahan tersebut.
Pemberian amanat ini kepada manusia, menurut
al-Ainain, menjadikan manusia terangkat
kedudukannya menjadi lebih tinggi dibandingkan
dengan malaikat.
77KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (7)HAMBA DAN KHALIFAH
- Untuk memakmurkan alam dan mengembangkan amanat
risalah serta menegakkan segala amal yang
mengandung kemaslahatan, kebaikan dan kebenaran.
Sumbu kekhalifahan penggunaan akal, pemikulan
tugas-tugas samawi, pelaksanaan amanah melalui
jalur ilmu pengetahuan yang dipelajari seseorang,
realisasi pemahaman dan kemampuan membedakan
antara yang buruk dan yang baik. Dalam bahasa
Ibnu Qayyim tugas kekhalifahan manusia ialah
untuk memakmurkan bumi ini dengan amal dan
aktivitas yang berdasarkan manhaj (kurikulum)
Allah. Karenanya diberi potensi.
78KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (8)HAMBA DAN KHALIFAH
- Mengesampingkan perbedaan pendapat khalifah
ialah pengganti yang sebelumnya. Dengan demikian
kurang tepat apabila penyandaran khalifah kepada
Allah (khalifah Alah) jika dimaknai bahwa manusia
menggantikan Tuhan karena Tuhan kekal selamanya
dan karena posisi Tuhan berbeda dengan manusia,
Tuhan punya eksistensi absolut dan sementara
manusia eksistensinya relatif. Namun jika yang
dimaksudkan sebagai pengganti (khalifah) bagi
makhluk lainnya yang hidup sebelumnya, tentu
tidak ada persoalan.
79KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (9)HAMBA DAN KHALIFAH
- 2. Tugas-tugas khalifah
- Ketinggian derajat manusia dibanding dengan
makhluk lainnya menjadikan dirinya mempunyai
tanggung jawab yang lebih berat. Amanah tanggung
jawab untuk menjadi khalifah di bumi telah
ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
namun mereka menolaknya. Kemudian manusia
menerima amanah tersebut. Ini menunjukkan bahwa
manusia secara potensial dan keilmuan mampu
melaksanakan tugas-tugas kekhalifahan tersebut.
Pemberian amanat ini kepada manusia, menurut
al-Ainain, menjadikan manusia terangkat
kedudukannya menjadi lebih tinggi dibandingkan
dengan malaikat.
80KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (10)HAMBA DAN KHALIFAH
- Untuk memakmurkan alam dan mengembangkan amanat
risalah serta menegakkan segala amal yang
mengandung kemaslahatan, kebaikan dan kebenaran.
Sumbu kekhalifahan penggunaan akal, pemikulan
tugas-tugas samawi, pelaksanaan amanah melalui
jalur ilmu pengetahuan yang dipelajari seseorang,
realisasi pemahaman dan kemampuan membedakan
antara yang buruk dan yang baik. Dalam bahasa
Ibnu Qayyim tugas kekhalifahan manusia ialah
untuk memakmurkan bumi ini dengan amal dan
aktivitas yang berdasarkan manhaj (kurikulum)
Allah. Karenanya diberi potensi.
81KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (11)HAMBA DAN KHALIFAH
- Syarat adanya Pertanggung jawaban
- (1) dibebani hukum (mukallaf),
- (2) mengetahui,
- (3) kemampuan
- (4) dalam keadaan sadar.
82KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (12)HAMBA DAN KHALIFAH
- Ada dua kaidah yang berkaitan dengan tanggung
jawab - Tidak diminta untuk mempertanggungjawabkan apa
yang tidak diketahui atau tidak mampu
melakukannya - tidak dituntut mempertanggungjawabkan apa yang
tidak dilakukuannya dan dikatakannya, sekalipun
hal tersebut diketahuinya.
83NILAI FUNDAMENTAL HUBUNGAN MANUSIA DG KHALIQ DAN
LAINNYA
- Hubungan manusia dg Khaliq adalah hubungan
ubudiah dan istikhlaf - Hubungan manusia dg manusia hubungan taawaun,
adalah, dan ihsan - Hubungan manusia dg akhirat hubungan masuliyah
dan jaza - Hubungan manusia dg alam hubungan taskhir
- Hubungan manusia dg kehidupan hubungan Ibtila
-
84 HAKIKAT HERIDITAS, LINGKUNGAN DAN
PENGEMBANGAN SDM (1)
- Hereditas merupakan kecenderungan alami
cabang-cabang untuk meniru sumber mulanya dalam
komposisi fisik dan psikologi. Ahli hereditas
lainnya menggambarkan sebagai penyalinan
cabang-cabang dari sumbernya. - Lingkungan ialah lingkungan alam dan lingkungan
sosial. - Pengembangan SDM dl pendidikan ialah usaha sadar
agar sdm atau potensi-potensi manusia tumbuh dan
berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan
kapasitasnya tujuan pendidikan Islam.
85 HAKIKAT HERDITAS, LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN
SDM (2)
- Kehidupan sosial ialah kehidupan saling pengaruh.
Setiap individu mempengaruhi dan dipengaruhi
lingkungan sekitar terutama lingkungan pergaulan.
Hubungan-hubungan antarmanusia, baik individu
maupun antarkelompok, tingkat keharmonisan yang
dirasakan oleh masyarakat, serta tingkat
kemampuan lingkungan untuk merealisasikan
berbagai kebutuhan individu, semuanya bisa
mempermudah atau mempersulit proses pendidikan
dalam rangka pembentukan kepribadian. - Hubungan antara manusia mengandung kedalaman
emosi dan kedalaman pikiran
86HAKIKAT HERDITAS, LINGKUNGAN DAN
PENGEMBANGAN SDM (4)
- Menurut Morris L.Bigge (Learning Theories for
Teachers) ada empat sifat dasar moral manusia
dan hubungannya dengan alam sekitar yaitu
bad-active, good-active, neutral-passif dan
neutral interactif
87HAKIKAT HERDITAS, LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN
SDM (5)
- Teori bad-active ialah bawaan dasar manusia itu
jelek, yang tidak ada harapan baik dari mereka.
Sekiranya manusia dibiarkan berkembang maka yang
tampil adalah kejelekannya saja. Maka fungsi
pendidikan adalah mengusahakan pengekangan
terhadap sifat dasar ini dan melatih
bagian-bagian jiwa ke arah yang baik.
88HAKIKAT HERDITAS, LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN SDM
(6)
- Teori good-active dasarnya bawaan manusia itu
baik yang sekiranya dibiarkan tumbuh tanpa
dipengaruhi, maka akan tampil sifat-sifat
baiknya. Sehingga implikasinya dalam pendidikan
ialah penyiapan sumber-sumber belajar sedemikian
rupa agar perkembangan bawaan itu optimal.
89HAKIKAT HERDITAS, LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN SDM
(7)
- Teori neutral-passive pada dasarnya manusia
itu bersifat netral, yang potensial untuk tidak
baik dan tidak pula buruk, dan menerima pengaruh
luar apa adanya. Karakter seseorang apakah baik
atau jelek, sangat tergantung pada polesan alam
lingkungannya.
90 HAKIKAT HERDITAS, LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN
SDM (8)
- Teori neutral-interactive, adalah hampir sama
dengan neutral-passive, hanya saja pengaruh dunia
luar terhadapnya ada proses kerjasama atau
interaktif. Berarti pendidikan, tidak akan dapat
seratus persen mencetak anak didik sesuai dengan
yang dikehendaki, karena peserta didik dapat
memberi respon atau dialektis terhadap pengaruh
luar. Keempat teori pendidikan ini bersifat
antropocentris.
91 HAKIKAT HERDITAS, LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN
SDM (9)
- Sebagai kelanjutan dari teori-teori ini
memunculkan tiga teori dasar dari Barat yaitu
teori emperisme, nativisme dan konvergensi.
92HAKIKAT HERDITAS, LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN SDM
DL TEORI FITRAH (10)
- DIBICARAKAN SECARA TERSENDIRI
- fatalis-pasif
- netral-pasif
- positif-aktif
- dualis-aktif
93FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN DALAM ISLAM (11)
- Faktor heriditas mewarisi sifat-sifat dari kedua
orang tuanya, baik moral (al-khalqiyah), fisik
(al-jismiyah) maupun intelektual (al-aqliyah),
sejak masa kelahirannya - Lingkungan terutama lingkungan sosial
- kehendak bebas manusia, akan mampu mengalahkan
pengaruh faktor al-warisah dan lingkungan - Bi Aunillah (atas pertolongan Allah).
94BAB IV ALIRAN FPI KESADARAN MANUSIA DAN
PARADIGMA PENDIDIKAN (1) hal. 87
- Kesadaran magis
- terbentuk pada masyarakat yang masih mempercayai
hal-hal yang supranatural. - meyakini bahwa kekuatan terbesar yang
mempengaruhi kehidupan mereka adalah hal-hal yang
gaib, mistis, supranatural (luar alam). - Untuk itu hal-hal gaib ini harus di-tundukkan
dengan sesajen dan doa-doa/mantra/jampi-jampi/ko
mat-kamit.
95KESADARAN MANUSIA DAN PARADIGMA PENDIDIKAN (2)
- Kesadaran naif.
- masyarakat yang memandang bahwa setiap
ketidakadilan sosial berakar dari kelemahan
manusia. - masyarakat dengan kesadaran naif terbentuk pada
masyarakat yang percaya bahwa kekuatan natural
(alam) adalah kekuatan terbesar yang mempengaruhi
segala masalah di dunia ini. - Untuk itu kekuatan alam harus ditundukkan oleh
tangan manusia.
96KESADARAN MANUSIA DAN PARADIGMA PENDIDIKAN (3)
- Kesadaran kritis.
- masyarakat yang menyadari bahwa kekacauan di
dunia ini diciptakan oleh sistem yang dibuat oleh
manusia itu sendiri. - masyarakat kritis adalah masyarakat yang
keyakinannya telah bergeser dari kepercayaan
kekuatan terbesarnya kepada alam menuju kekuatan
manusia. - Untuk itu kekuatan manusia yang menjelma pada
sistem ini harus ditundukkan dengan ilmu dan
kesadaran kritis.
97PARADIGMA PENDIDIKAN (1)
- Sistem pendidikan
- yang memandang realitas luar sebagai sesuatu yang
given, telah berlaku dari sononya, tidak
bisa/perlu dirubah, bahkan perlu dilestarikan. - Inilah sistem pendidikan yang pro status quo.
- Para ahli filsafat pendidikan mengistilahkannya
dengan Pendidikan Konservatif. - Pendidikan konsevatif ini lazim diberlakukan pada
negara-negara dengan rezim yang otoriter.
98PARADIGMA PENDIDIKAN (2)
- Paradigma liberal.
- memandang bahwa ketidakadilan sosial terjadi
karena kelalaian manusia itu sendiri. - Kalau ada pengangguran maka itu adalah kesalahan
manusianya yang kurang kreatif, tidak berjiwa
wirausaha dan malas. - Kalau ada kemiskinan kota (poor urban) itu
disebabkan karena manusianya yang malas berusaha
di desa dan maunya hidup enak saja di kota
99PARADIGMA PENDIDIKAN (3)
- Paradigma pendidikan kritis.
- pendidikan harus secara utuh meresapi dan menyatu
di tengah-tengah masyarakatnya. - Paradigma ini memandang akar ketidakadilan
sosial adalah sistem yang berlaku pada masyarakat
itu. - Sistem itu dapat berupa sistem politik (yang
otoriter dan anti demokrasi), sistem sosial (yang
melestarikan kasta-kasta dan menghambat laju
mobilitas sosial), sistem ekonomi (yang
kapitalistik, dan anti kerakyatan) sistem budaya
(yang patriaki dan anti egaliter), bahkan sistem
pendidikan itu sendiri (yang menjadi alat
pengukuh kekuasaan dan pro status quo).
100ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (1)
- Fatalis-pasif yang direfresentasikan oleh Ibn
Mubarak (wafat 181 H), Syekh Abdul Qadir Jailani
(wafat 561 H), dan Al-Azhari - Netral-pasif yang diwakili oleh Ibnu Abd al-Barr
(wafat 362 H) - Positif-aktif yang direpresentasikan oleh Ibnu
Taimiyah, Ibnu Qayyim al-Jauziyah (klasik),
Muhammad Ali al-Shobuni, Mufti Muhammad Syafii,
Ismail Raji al-Faruqi, Mohammad Asad, Syah
Waliyullah (kontemporer) dan - Dualis-aktif yang tokohnya ialah Sayyid Qutub dan
Ali Shariati.
101ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (2)
- Fatalis-pasif setiap individu, melalui ketetapan
Allah SWT adalah baik atau jahat secara asal,
baik ketetapan semacam ini terjadi secara
semuanya atau sebagian sesuai dengan rencana
Tuhan. Faktor-faktor eksternal tidak begitu
berpengaruh terhadap penentuan nasib seseorang
karena setiap individu terikat dengan ketetapan
yang telah ditentukan sebelumnya oleh Allah SWT. - Dasarnya hadis Nabi SAW dari Abdullah Ibnu
Masud berkata, Rasulullah SAW bersabda
(mengomentari) firman Allah SWT, Dan ingatlah
ketika Tuhanmu mengeluarkan anak-anak Adam dari
sulbi mereka (QS. Al-Aragtf 7 172).
102ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (3)
- ??? ??? ??? ?? ??? ??? ?? ?????? ?????? ???????
??? ?????? ???? ????? ????? ??? ????? ?? ??????
??? ??????? ??? ??? ?? ??? ?????? - Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman) "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang
yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
103ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (4)
- Netral-pasif anak lahir dalam keadaan suci, utuh
dan sempurna, suatu keadaan kosong sebagaimana
adanya, tanpa kesadaran akan iman atau kufur,
baik atau jahat. Ini sama dengan teori
tabularasa dari John Lock. - Manusia lahir seperti kertas putih tanpa ada
sesuatu goresan apa pun. Pengetahuan manusia
berbagai hal termasuk kebaikan, keburukan,
benar-salah, baik-buruk dan indah-tidak indah dan
lain-lain diperolehnya dari polesan lingkungan.
Manusia berpotensi menjadi baik bila pengaruh
luar terutama orang tuanya mengajarkan demikian.
104ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (5)
- Sebaliknya berpotensi menjadi buruk bila
lingkungan terutama orang tuanya mengabaikan
nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keadilan
terhadap anak atau justru mengajarkan keburukan
dan kejahatan terhadap anak. Prinsipnya ialah
bahwa mana yang lebih dominan dan intensif
mempengaruhi manusia (peserta didik), hal itulah
yang menentukan kepribadiannya, apakah ia cerdas
atau bodoh, kreatif atau jumud.
105ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (6)
- Pandangan ini mengambil argumen dari QS. Al-Nahl
(16) 78. - ????????? ???????????? ???? ???????
?????????????? ??? ??????????? ??????? ????????
?????? ????????? ?????????????? ???????????????
??????????? ???????????. - Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan
Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur.
106ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (7)
- Positif-aktif yakni bawaan dasar atau sifat
manusia sejak lahir adalah baik, sedangkan
kejahatan bersifat aksidental. - Para ahli yang berpandangan positif membangun
dasar argumennya dari - 1. QS. al-Aragtf (7)172
- ?????? ?????? ??????? ???? ????? ????? ????
??????????? ?????????????? ?????????????? ?????
??????????? ???????? ??????????? ??????? ?????
????????? ???? ????????? ?????? ????????????
?????? ?????? ???? ????? ?????????? .
107ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (8)
- Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman) "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang
yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
108ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (9)
- 2. Hadis Nabi SAW
- ???? ????? ?????????? ??????? ????? ???????
????? ??????? ??????? ?????? ?????? ????????
????????? ??? ???? ????????? ?????? ??????? ?????
??????????? ??????????? ??????????????
???????????????? ???????????????? ????? ????????
???????????? ????????? ????????? ???? ??????????
?????? ???? ????????? ????? ?????? ?????
?????????? ??????????? ???? ???????? ( ????????
??????? ??????? ?????? ???????? ????????? ???
????????? ???????? ??????? ?????? ????????
?????????? ) ???????? - Tidak dilahirkan seseorang kecuali dilahirkan
dalam keadaan fitrah. Maka orangtuanyalah yang
menjadikan anak itu beragama Yahudi, Nasrani dan
Majusi. Sebagaimana binatang ternak melahirkan
binatang ternak dengan sempurna. Apakah anda
melihat sesuatu yang kurang?
109ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (10)
- Dualis-aktif manusia sejak awalnya membawa sifat
ganda. Di satu sisi cenderung kepada kebaikan,
dan di sisi lain cenderung kepada kejahatan. - Menurut Qutub, dua unsur pembentuk esensial dari
struktur manusia secara menyeluruh, yaitu ruh dan
tanah, mengakibatkan kebaikan dan kejahatan
sebagai suatu kecenderungan yang setara pada
manusia, yaitu kecenderungan untuk mengikuti
Tuhan dan kecenderungan untuk tersesat. - Kebaikan yang ada dalam diri manusia dilengkapi
dengan pengaruh-pengaruh eksternal seperti
kenabian dan wahyu Tuhan sementara kejahatan yang
ada dalam diri manusia dilengkapi faktor
eksternal seperti godaan dan kesesatan.
110ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF ILMU PENDIDIKAN
- Berdasar pada ruang lingkup pembagian ilmu dan
tujuan memperoleh ilmu, Ridla membagi
aliran-aliran utama pemikiran pendidikan Islam
kepada tiga - aliran al-muhagtfiz (religius konservatif),
- aliran al-diniy al-aqlaniy (religius rasional),
- aliran al-z\araiiy (pragmatis instrumental).
111RELIGIUS KONSERVATIF (1)
- Konservatif penafsiran terhadap realitas dunia
berpangkal dari ajaran agama sehingga semua yang
menyangkut tujuan belajar, pembagian ilmu yang
dicari oleh pembelajar, etika muallim dan
mutaallim dan lain sebagainya harus dibingkai
dengan ajaran agama. - Persoalan pendidikan cenderung bersikap murni
keagamaan. Memaknai ilmu dengan pengertian yang
lebih sempit, yakni hanya mencakup ilmu-ilmu yang
dibutuhkan saat sekarang (hidup di dunia) yang
jelas-jelas akan membawa manfaat kelak di
akhirat.
112RELIGIUS KONSERVATIF (2)
- Aliran ini (konservatif) diwakili oleh Imam al
Gazali, Syekh al-Thusi, Ibnu Jamaah, Sahnun,
Ibnu al-Haitami dan al-Qabisi.
113RELIGIUS KONSERVATIF (3)
- Sikap dan kecenderungan agamis ini menimbulkan
implikasi-implikasi negatif terhadap pendidikan - term ilmu yang dalam al-Quran dan Sunnah
bersifat mutlak (cakupan yang luas) menjadi
muqayyad (terbatas/sempit) yakni terbatas pada
ilmu tentang Tuhan (ilm billah).
114RELIGIUS KONSERVATIF (4)
- Adanya antusiasme pendakian spiritual mendorong
pemikiran pendidikan Islam konservatif ke arah
pengabaian urusan dunia dan dengan segala
kemanfaatan dan kenikmatannya dan mengabaikan
bekerja dan usaha-usaha memperoleh
kemanfaatan urusan dunia tersebut.
115RELIGIUS KONSERVATIF (5)
- Keterpakuan para ahli pendidikan muslim pada
ungkapan ilmu sebagai tujuan akhir pada
zat ilmu itu sendiri atau ilmu untuk ilmu
(al-ilm gagtyah fi z\agttih) sehingga sebagian
mereka menjadikan ilmu eksklusif dari kemungkinan
untuk pelayanan bagi kehidupan kemanusiaan,
memperbaiki kehidupan manusia dan menambah
kebahagian masing-masing individu.
116RELIGIUS KONSERVATIF (6)
- Di sisisi lain dari aliran keagamaan konservatif
ini adalah rasa tanggung jawab keagamaan yang
kuat yang belum pernah ditemukan adanya rasa
tanggung jawab moral serupa pada generasi
berikutnya. Mereka sangat menjunjung tinggi
persoalan belajar, bahkan mereka menilainya
sebagai wujud tanggung jawab moral yang sangat
luhur. - Tugas-tugas mengajar untuk mencari rida (rela)
Allah SWT dan mendekatkan muallim
(guru/pendidik) kepada-Nya karena
kebajikan-kebajikannya.
117RELIGIUS KONSERVATIF (7)
- Dengan aktivitas mengajar bukan sekedar tanggung
jawab kemanusiaan tetapi merupakan tangggung
jawab keagamaan yang sangat penting.
118RELIGIUS RASIONAL (1)
- Rasional sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
aliran al-muhafiz dl hal kaitan antara pendidikan
dan tujuan akhir agamawi. Di antara tokoh aliran
ini antara lain kelompok Ikhwan al-Safa,
al-Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Miskawaih.
119RELIGIUS RASIONAL (2)
- Ikhwan al-Safa mengakui bahwa semua ilmu dan
sastra yang tidak mengantarkan pemiliknya menuju
tuntutan akhirat dan tidak memberikan makna
sebagai bekal di sana, maka ilmu yang demikian
hanya menjadi bencana dan bukti kesusahan bagi
pemiliknya di akhirat. Namun ketika aliran ini
membicarakan persoalan pendidikan seperti masalah
ilmu dan belajar, cenderung lebih rasional dan
filosufis.
120RELIGIUS RASIONAL (3)
- Mereka membangun prinsip-prisip dasar pemikiran
kependidikan dari pemikiran tentang manusia,
pengetahuan dan pendidikan. Dipandang pendidikan
dari sudut pandangan akal bukan dari segi amal.
Pengetahuan semua dipelajari, bukan secara
naluri, dan semua pengetahuan melalui
pancaindera.
121PRAGMATIS INSTRUMENTAL (1)
- Pragmatis instrumenatal, yang tokoh satu-satunya
ialah Ibnu Khaldun. Pandangannya tentang tujuan
pendidikan lebih banyak sisi pragmatis dan lebih
berorientasi pada tataran aplikatif-praktis.
122PRAGMATIS INSTRUMENTAL (2)
- Dia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan berdasar
tujuan fungsionalnya, bukan berdasar nilai
substansialnya semata. - Ia membagi ragam ilmu yang perlu dimasukkan ke
dalam kurikulum pendidikan menjadi dua yakni (1)
jenis ilmu-ilmu yang bersifat instrinsik
(ilmu-ilmu syariah), seperti tafsir, hadis,
fikih, kalam, ontologi dan teologi dari cabang
filsafat. (2) jenis ilmu-ilmu yang bernilai
ekstrinsik instrumental bagi ilmu jenis pertama,
seperti bahasa Arab, ilmu hitung dan sejenisnya.
123PRAGMATIS INSTRUMENTAL (3)
- Merupakan ilmu naqliy dari orang yang
menghasilkannya. Jenis ilmu ini bersandar pada
warta otoritatif Syari (Tuhan dan Rasul-Nya).
Sedangkan akal pikiran manusia tidak mempunyai
peluang untuk mengintervensinya kecuali dalam
ruang lingkup cabang-cabangnya. Itupun masih
harus berada dalam kerangka dasar Pembuat Syari.
- Bersifat alami bagi manusia, yaitu ilmu-ilmu yang
diperoleh manusia lewat bimbingan penalaran akal
pikirnya.
124PRAGMATIS INSTRUMENTAL (4)
- Ruang lingkup persoalannya, prinsip-prinsip dan
metode pengembangannya sepenuhnya berdasar pada
daya penjelajahan akal manusia.
125PRAGMATIS INSTRUMENTAL (5)
- Ibnu Khaldun membagi kemampuan berpikir ini
menjadi tiga tingkatan yaitu (1) al-aql
al-tamyiz (akal pemisah) (2) al-aql al-tarbiyyi
(akal eksprimental) dan (3) al-aql al-nazariy
(akal kritis).
126PRAGMATIS INSTRUMENTAL (6)
- Tingkatan akal terbawah, karena kemampuannya
hanya terbatas pada mengetahui hal-hal yang
bersifat emperis inderawi. Konsep-konsep yang
dihasilkan taraf berpikir tingkat ini adalah
deskripsi atau penggambaran (al-tasawwurat).
Tujuannnya adalah menghasilkan kemanfaatan bagi
manusia dan menolak bahaya.
127PRAGMATIS INSTRUMENTAL (7)
- Kemampuan berpikir yang menghasilkan berbagai
gagasan pemikiran dan berbagai etika dalam
tatanan pergaulan bersama dan hal ihwal mereka.
Banyak dari olah pikir pada tingkat menghasilkan
kebenaran (tasdiqat) yang disimpulkan dari
eksprimen sedikit demi sedikit secara
berkelanjutan hingga mencapai kesempurnaan hasil
atau kegunaan.
128PRAGMATIS INSTRUMENTAL (8)
- Suatu proses berpikir yang menghasilkan ilmu atau
asumsi kuat akan hal meta empiris
(abstrak-filosufis) yang merupakan kompleksitas
hubungan dari berbagai tasawwur (penggambaran)
dan tasdiq (pembenaran) hingga membangun disiplin
keilmuan tertentu. Yang terpenting dari tingkat
akal kritis ini ialah penggambaran realitas
(al-wujud) sebagaimana hakikatnya,
jenis-jenisnya, detailnya, sebab-sebabnya, dan
ilat-ilatnya, dan daya berpikir berkembang
sempurna menjadi akal murni dan jiwa yang
tercerahkan. Di sinilah hakikat kemanusiaan.
129ALIRAN FILSAFAT PEND. BARAT
- Progresivisme
- Esensialisme
- Perenialisme
- Rekonstruksionisme
130BAB IV PEMIKIRAN PENDIDIKAN KALBU
- Rasional (1) Kenapa harus dibahas
- 1. Kalbu/nurani yang tercerahkan selalu mengarah
kpd yang baik. Nabi SAW bersabda - ????????? ???????? ??????????? ???????? ???????
???????? ???????? ??? ???????????? ????????
????????? ??????????? ??? ????? ??? ?????????
??????????? ??? ????????? ?????? ?????????
???????? ???????????? - (Minta fatwalah kepada kedalaman kalbumu/jiwamu,
Nabi mengucapkannya tiga kali. Kebaikan itu ialah
yang menenteramkan jiwa/kalbu dan dosa itu ialah
sesuatu yang menyusahkan jiwa/kalbu dan
kebimbangan di kalbu. Jika manusia meminta fatwa
kepadamu, mintalah fatwa kepada ke kedalaman
kalbu/jiwamu).
131RASIONAL (2)
- 2. Berpengaruh secara signifikan dalam
pembentukan perilaku. Nabi SAW bersabda - ??? ?? ????? ???? ??? ???? ??? ????? ??? ????
???? ??? ????? ??? ??? ??? ????? (???? ???????
?????) - Ingatlah! Bahwa dalam tubuh itu ada segumpal
daging, bila ia baik,